Cerita ini aku beri judul salam terakhir darimu untuk aku pada suatu waktu di sebuah kampus di surabaya ada cowok yang sangat sangat keren Angga namanya
senyuman dan lirikannya sangat sangat menggoda ,cewek mana yang tak bertekuk lutut bila di rayunya tapi pada suatu ketika Angga terserang penyakit yang sangat berbahaya an sangat mematikan dan ini membuat Angga jadi sangat sedih,dan lama kelamaan cewek dan teman yang dulu sangat memuja muja Angga mereka mulai menjauhi
dibalik angga, Mereka Menjauhi
angga. Mungkin dia tak sekeren Dulu. Sekarang Dia harus menjalani
terapirutin di rumah sakit untuk menunjang hidupnya. pembengkakan syaraf otak
yang menghinggapinya.
Mungkin bagi Sebagian orang,bangkit dari kangker itu hal yangnihil.
Tapi bagi angga hanyalah semangat untuk hidup Hidup yang ia jalani untuk sekedar membuat bangga ibunya.Hidupnya DiperkirakanSekitar 3 bulan
Tapi bagi angga hanyalah semangat untuk hidup Hidup yang ia jalani untuk sekedar membuat bangga ibunya.Hidupnya DiperkirakanSekitar 3 bulan
lagi.Angga
hanya menunggu Keajaiban yang menyembuhkan kangkernya ini.
Hari-hari angga Di penuhi dengan
kuliah pada hari kerja dan terapi pada hari Libur. Terlintas
Dipikirannya untuk menghentikan semua Ini, Toh Cepat atau lambat Dia
Pasti Meninggalkan Dunia yang hanya Sementara Ini. Tapi ia mengerti
bagaimana kesedihanibunya ketika ditinggalkan Oleh anak
semata wayang mereka.
Angga tak tega melihat mereka sedih, Maka Terapi
lah yang ia jalani untuk mengulur waktu hidupnya.
Padahal hanya satu permintaan
Kedua orang tuanya, Yaitu Pacar.
Tentunya angga pasti minder ketika
mendekati Cewek lain. Tapi Waktu menentukan bahwa rumah sakitlah tempat
angga menemukan cewek yang tulus menerimanya apa adanya. Gadis yang
bertemu dengannya pada saat gadis ini Keluar dari Salah Satu Ruang Rumah
sakit tersebut.
Cewek Ini Sangat cantik, putih bersih wajahnya. Angga
pun Terpana melihatnya, sungguh sulit untuk mengedipkan mata. Entah
darimana pikiran angga ini, tapi yang jelas angga langsung jatuh hati
padanya. Si Cewe pun bertanya, “Ada apa ya Mas. Mungkin ada yang salah
dengan penampilan saya???”
ketika angga menatapnya dengan tak biasa.
Angga hanya menggelengkan kepalanya dan mata kedua remaja itu saling
bertatapan. “Mas..., Ada apa ya. Tolong Jangan menatap saya seperti
itu!!!” kata Si Cewe Sedikit menekan. Anggapun kembali ke alam sadar,
“Ehh, Engga Mbak cuman....”.
“Cuman apa???” kata Si Gadis. “Cuman, Mbak
cantik banget bagi saya” kata angga. “Hah, cuman itu mas. Bilang dong
dari tadi kan saya ngga terhambat di sini!!!” Katanya lagi dengan nada
yang menekan angga. ”Hehe, Mbak Udah Biasa ya di bilang cantik???.
Keliatan sih, mbak memang cantik. Saya tau mbak ngga pake make up kan!!”. Kata angga. “ihh, Engga kali. Biasa aja. Lagian kamu iseng banget sih, emangnya ngga ada cewek lain apa. Kalo umur saya lebih tua dari kamu gimana???” kata si gadis mengelak.
Mungkin Kedua Remaja ini Sangat Cocok Karena Angga adalah cowo Favorit di kampusnya sebelum semuanya terbongkar, dan sedangkan si Gadis ini pun cantik alami tanpa di pulas makeup sedikitpun. Anggapun kemudian menanyakan nama si gadis itu, “Maaf, Mbak namanya siapa ya. Kalo Boleh tau???.
Nama saya angga”. “Saya ngga mau jawab sebelum kamu jawab pertanyaan saya tadi!!!” kata Si gadis. “Ok. Saya jawab. Saya ini suka sama mbak” Kata angga. “Apa?. Gila kamu. Kenal aja belum, udah main suka sukaan”. Kata si gadis sedikit marah. “eits, Bercanda mbak. Engga, cuman pengen kenal aja lah mbak” kata angga. “ohhh, nama saya rachma” kata si gadis menyodorkan tangannya.
Malamnya angga tak bisa tidur
karena terus teringat saat di rumah sakit tadi. “Andai aku bisa bertemu
lagi dengannya esok, Pasti aku akan sangat bersyukur” kata angga. Tapi
kemungkinan itu Satu berbanding seribu kalau dalam logika. Esoknya angga
menjalani hidupnya yang sudah diambang batas itu dengan biasa, tak ada
kemunculan gadis itu.
Hari ini sabtu, dan angga harus
terapi di rumah sakit lagi. Terapi Berjalan dengan lancar. Sesudah
Terapi, Angga Pulang melalui depan ruangang yang kemarin tempat ia
bertemu dengan gadis itu. Dan Benar saja, Gadis itu sedang menunggu Di
kursi Depan Ruangan Itu.
Angga pun menghampirinya, “Mbak ini yang kemaren ketemu saya kan???”. “ehh, mas lagi. Lagi apa mas, kok kayanya mas buntutin saya???” kata Si gadis. “Ohh, ngga. Ini cuman kebetulan aja. Ketemu mbak lagi, Ehh ngomong-ngomong mbak lagi apa nih. Kok Ruangan Ini lagi???” kata angga. Angga sedikit heran karna setau angga ini adalah ruangan cuci darah. ”Ohhh. Saya mau periksaan kesehatan. Dan mau nunggu dipanggil” katanya Polos. “ ya udah, saya tungguin Mbak Juga” Kata Angga. “Emangnya Mas ngga ada kegiatan lain gitu???” Si gadis keheranan. “Ngga, saya ngga ada kegiatan”, Angga. “
Angga pun menghampirinya, “Mbak ini yang kemaren ketemu saya kan???”. “ehh, mas lagi. Lagi apa mas, kok kayanya mas buntutin saya???” kata Si gadis. “Ohh, ngga. Ini cuman kebetulan aja. Ketemu mbak lagi, Ehh ngomong-ngomong mbak lagi apa nih. Kok Ruangan Ini lagi???” kata angga. Angga sedikit heran karna setau angga ini adalah ruangan cuci darah. ”Ohhh. Saya mau periksaan kesehatan. Dan mau nunggu dipanggil” katanya Polos. “ ya udah, saya tungguin Mbak Juga” Kata Angga. “Emangnya Mas ngga ada kegiatan lain gitu???” Si gadis keheranan. “Ngga, saya ngga ada kegiatan”, Angga. “
ohh, emangnya mas mau nunggu 2
jam disini. Ntar Capek loh mas. Lagian atas dasar apa mas mau nugguin
saya”, Kata Sigadis. “Aku kasian aja liat kamu sendirian. Cewek cantik
tuh ngga boleh sendiri”, Angga Mulai gombal. “mmmm, Gombal. Ehh kayanya
kalo panggil mas ngga enak, boleh ngga aku pangil angga aja???” Pinta Si
gadis. “kalo Gitu Aku juga Panggil kamu rachma Aja Yaa!!”, kata si
angga.”Eh, Ngomong ngomong kamu kuliah atau Sma???”,
Tanya angga. “Kuliah, fakultas Kedokteran Di universitas A”, kata rachma. “Wah Kita satu kampus dong, Aku fakultas Farmasi” Kata angga. Keduanya Kaget lalu tertawa bareng. Mereka makin Akrab saja, Ada kemungkinan rachma pun jatuh hati pada angga.
Tanya angga. “Kuliah, fakultas Kedokteran Di universitas A”, kata rachma. “Wah Kita satu kampus dong, Aku fakultas Farmasi” Kata angga. Keduanya Kaget lalu tertawa bareng. Mereka makin Akrab saja, Ada kemungkinan rachma pun jatuh hati pada angga.
Sudah Cukup lama mereka akrab.
Dan Terlihat pula kelakuan rachma yang menunjukkan bahwa ia memendam
rasa pada angga. Angga pun sebaliknya, ia memendam rasa pada rachma.
Andai saja ada hal yang bisa menahan atau mengulur kedatangan ajal
angga.
Hari Berganti Minggu, minggu
berganti Bulan. Dan otomatis umur angga hanya tinggal Beberapa Bulan.
Angga pun Semakin Khawatir akan semua impian orangtuanya yang
digantungkan kepadanya. Yaitu Sebuah pacar. Padahal sebelum penyakitnya
terdeteksi, angga terkenal Sering Gonta ganti cewek. Dia makin khawatir
akan orang tuanya, Ia belum bisa membahagiakan mereka.
Muncul Pikiran untuk mengajak rachma diperkenalkan pada orang tuanya. Tapi Pikiran itu ter tepis lagi,
angga Berfikir bahwa rachma tak akan mau. Ia hanya membujuk orang
tuanya, “Mah, pah. Maafin angga. Angga belum bisa punya pacar pada ujung
hidup angga. Lagian, kalaupun angga punya pacar yang tulus, kasian
ceweknya. Dia ditinggal mati pacarnya”, Bujuk angga. Tapi Kedua
Orangtuanya tetap Saja murung.
Akhirnya tekad angga bulat untuk
membujuk rachma diperkenalkan pada orang tuanya. Dan Pikiran angga
selama ini salah pada rachma. Ternyata rachma mau mau saja. Angga tidak
memberi tau rachma jika ia mengidap kangker. Ia takut rachma
menjauhinya.
Kedua orang tuanya mulai
bersenyum kembali, setelah lama dilanda kesedihan akan ditinggal anaknya
dalam waktu hitungan bulan lagi. Mereka tak terlihat sedih lagi, mereka
mulai semangat menjalani hidup. “Andai saja ada hal yang bisa
memperpangjang umurku. Aku akan lekukan sepenuh hati!!!” kata angga
dalam hati. Ketika ia mulai berfikir jika kedua orang tuanya tahu bahwa rachma belum menjadi pacarnya.
Umur angga semakin berkurang
setiap detik dalam hidupnya. Hidupnya diperkirakan hanya kurang dari
satu bulan mulai hari ini. Esoknya angga mengajak rachma untuk
jalan-jalan untuk terakhir kalinya sebelum keadaannya kritis.
Mungkin Hari ini hari terakhir
angga bertemu rachma dalam hidupnya. Gadis yang dikenalnya secara tidak
sengaja. Tapi ternyata nasib Kedua remaja ini Sama, Ternyata rachma
mengidap kelainan Ginjal. Setelah angga membaca buku diary rachma
secara diam diam. Dalam buku diary nya tertulis
“Diary, Umurku sudah taklama
lagi. Bahkan dalam hitungan bulan aku harus meninggalkan dunia yang
indah ini. Aku harus mendapatkan donor Ginjal dalam bulan ini, Jika
tidak aku tak akan tertolong lagi. Tuhan, Jika aku harus pergi.
Aku mohon biarkan angga mengetahui semua perasaanku ini sebelum aku meninggal kan dunia ini. Aku ingin angga ada di sisiku saat aku terlepas dari ragaku. Mungkinkah angga suka padaku, kalau pun tidak juga aku akan tetap menjadikan angga cowo terakhir yang ada di hatiku sebelum aku pergi nanti. Tuhan,
Aku telah ikhlas jika aku harus dipanggil sekarang. Tapi, aku masih ingin hidup Bersama Angga. Entah apa yang ada dalam diri angga, tapi yang pasti dia adalah satu-satunya cowo yang bisa mengalihkan pikiranku akan kelainan pada diriku ini. Lagi pula aku akan senang menyusul kedua orang tuaku itu ke alam akhirat. Tapi jika aku masih di beri waktu, aku ingin angga menjadi pendamping hidupku. Tuhan, jika engkau mendengar doa-doa ku, tolong kabulkanlah tuhan. Amiiin”
Aku mohon biarkan angga mengetahui semua perasaanku ini sebelum aku meninggal kan dunia ini. Aku ingin angga ada di sisiku saat aku terlepas dari ragaku. Mungkinkah angga suka padaku, kalau pun tidak juga aku akan tetap menjadikan angga cowo terakhir yang ada di hatiku sebelum aku pergi nanti. Tuhan,
Aku telah ikhlas jika aku harus dipanggil sekarang. Tapi, aku masih ingin hidup Bersama Angga. Entah apa yang ada dalam diri angga, tapi yang pasti dia adalah satu-satunya cowo yang bisa mengalihkan pikiranku akan kelainan pada diriku ini. Lagi pula aku akan senang menyusul kedua orang tuaku itu ke alam akhirat. Tapi jika aku masih di beri waktu, aku ingin angga menjadi pendamping hidupku. Tuhan, jika engkau mendengar doa-doa ku, tolong kabulkanlah tuhan. Amiiin”
Air mata angga menetes lalu
memasukkan buku itu kembali kedalam tas rachma. Ia mengusap air matanya
kemudian rachma Datang.
“Yuk ah ngga, kita Pulang. Udah Malam nih” kata rachma sambil menuntun angga ke mobil. Di dalam mobilnya angga hanya melamun. rachma bertanya pun dia hanya menjawab tak enak badan. Ia berniat untuk mendonorkan ginjalnya jika cocok. Ia akan sangat senang jika rachma di beri waktu untuk hidup lebih lama darinya. Walaupun itu harus merenggut nyawanya sekalipun. Maka Keesokan harinya ia kerumah sakit tempat rachma biasa cek.
“Yuk ah ngga, kita Pulang. Udah Malam nih” kata rachma sambil menuntun angga ke mobil. Di dalam mobilnya angga hanya melamun. rachma bertanya pun dia hanya menjawab tak enak badan. Ia berniat untuk mendonorkan ginjalnya jika cocok. Ia akan sangat senang jika rachma di beri waktu untuk hidup lebih lama darinya. Walaupun itu harus merenggut nyawanya sekalipun. Maka Keesokan harinya ia kerumah sakit tempat rachma biasa cek.
Hari ini angga datang ke rumah
sakit biasa. Ia datang ke ruang laboratriom untuk mencocokkan Ginjalnya
dengan ginjal rachma. Hidupnya tinggal Satu minggu lagi dan ia dalam
keadaan kritis saat ini. Sudah diangkat salah satu ginjalnya untuk
didonorkan kepada rachma yang ternyata cocok. Mungkin memang tuhan sudah
menentukan semua ini.
Beberapa Hari Kemudian, Akhirnya
angga pergi terlepas dari raganya. Ia pergi meninggalkan kedua
orangtuanya serta rachma cewek yang sebenarnya menjadi penyemangat
hidupnya. rachma sudah menerima Donornya. rachma sudah pulih dari
penyakitnya, ia terlihat lebih segar. Tapi ia tak mengetahui bahwa
pendonornya telah meninggal dan orang itu adalah cowok yang selama ini
ia tunggu untuk menjadi pendamping hidupnya. Sebelum kepergiannya, Angga
menuliskan sebuah surat untuk rachma. Di situ tertulis semua jawaban
atas semua pertanyaanrachma.
Satu minggu kemudianrachma
datang berkunjung kerumah angga karna khawatir jika terjadi sesuatu pada
angga. Setelah sampai di rumah angga, rachma hanya di sambut oleh
pembantu. Kemudian pembantu itu mempersilahkannya masuk, dan menyerahkan
surat yang ditulis angga untuknya.
”Ini Surat dari mas angga” kata si pembantu. Sebelum membuka isi surat, ia bertanya kepada si pembantu “mbak, kalo orang rumah pada kemana???”. Tiba tiba muka si pembantu muram “kalo bapa sama ibu sih lagi pesan tiket untuk terbang ke medan mbak, tapi kalo mas angga........”, si pembantu tak sanggup menceritakan semuanya. “Angga kemana Mbak???” tanya rachma “Udah itu baca aja surat dari mas angga”, kata si pembantu lemas. rachma keheranan dan membuka surat itu
”Ini Surat dari mas angga” kata si pembantu. Sebelum membuka isi surat, ia bertanya kepada si pembantu “mbak, kalo orang rumah pada kemana???”. Tiba tiba muka si pembantu muram “kalo bapa sama ibu sih lagi pesan tiket untuk terbang ke medan mbak, tapi kalo mas angga........”, si pembantu tak sanggup menceritakan semuanya. “Angga kemana Mbak???” tanya rachma “Udah itu baca aja surat dari mas angga”, kata si pembantu lemas. rachma keheranan dan membuka surat itu
“Ira rachmawaty septya putry''aku sayang kamu setulus hatiku,aku tidak hanya menganggap dirimu kasihku,tapi lebih dari itu,kau adalah calon istriku aku akan selalu menunggumu sampai ujung waktu sayang I DO LOVE U SO MUCH, aku sudah pergi dari dunia ini. Maaf, aku tak pernah menceritakan semua ini padamu semasa hidupku. Aku takut kamu menjauhiku seperti teman-temanku yang lain.
Sebenarnya aku mengidap kanger darah, penyakit yang merenggut nyawaku, membuat jiwaku terlepas dari ragaku. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa ginjal yang ada di tubuhmu itu adalah ginjalku. Aku tak tahu apa ini keajaiban atau takdir, tapi yang pasti aku ingin kamu menjalani hidupmu dengan semangat. Anggaplah aku yang menjadi penyemangat."
Dan aku
ingin kamu tahu bahwa aku sangat sayang padamu. Mungkin kamu bukan
jodohku, bukan tulang rusukku. Aku sudah mengetahui semua perasaanmu
kepadaku lewat buku diary yang kamu bawa pada saat Kita terakhir
jalan-jalan. Aku ingin kamu membuatku bangga walaupun kita berbeda
dunia. rachma, Ikutilah kata hatimu. Pilihlah cowok yang menurutmu
paling tulus cinta padamu. Buatlah aku bangga, jadilah kamu dokter yang
sukses nanti. Aku akan selalu bahagia dialamku sekarang. Maaf aku tak
memberitahukan keadaanku yang sudah kritis. Aku tak ingin ada orang yang
tau termasuk kamu dan smua teman kampus.”
rachma hanya bengong, dan tak
percaya akan semua ini. Yang ia inginkan hanyalah bukti bahwa semua ini
Nyata. Dia bilang pada pembantu rumah itu. Dan pembantu itu mengantarnya
ke makam angga yang tak jauh dari kompleks perumahan angga. Dan
ternyata semua itu sudah terbukti, Jelas terpampang nama Lengkap Angga
“Angga Rizky Pratama Putra” di Papan Nissan tempat peristirahatan angga.
Dia hanya menangis mengetahui semua itu nyata. Ia Bersedih dan
bersedih, “Mengapa kamu tega tidak memberi tahu semua ini, kamu tak
pernah menceritakan semua ini. Kenapa kamu nggak ngasih tau aku kalau
kamu lagi kritis. Aku merasa kehilangan banget. Aku menyesal, kenapa aku
ditakdirkan untuk berpisah tanpa perpisahan.
Kamu adalah satu satunya
cowok yang membuat hari hari ku berbeda” rachma terlihat terpukul. Ia
sadar bahwa Sekencang kencangnya ia menangis, tak akan membuat angga
kembali ke alam ini, dan tak akan pernah ada yang membuatnya kembali
kedunia ini. Mungkin perasaannya tersampaikan secara tak langsung
melewati buku diary penyelamat. Ia sadar bahwa tuhan sudah menentukan
semua ini. Dan ia berjanji untuk selalu menyimpan nama angga di lubuk
hati terdalamnya, dan menjalani hidupnya bersama pria lain sesuai pesan
terakhir angga. “Angga, You’re my First Love
Tulisan dalam foto di atas adalah tulisan Dia sebelum menghembuskan nafas yang terakhir.,maaf dengan nama samaran selamat jalan sayang aku juga sangat sangat sayang sama kamu di setiap sujudku do'aku kan selalu bersamamu di setiap hembusan nafasku.kamulah yang pernah merajai di setiap bilik kalbuku.,.dalam lelehan airmata aku minta maaf karna pernah mengecewakanmu kau akan selalu menjadi kenangan abadi dalam hidupku.,. i love you forever honey
klo mow lbh banyak kisah klick
hay guys klo mow lbh banyak cerita menarik silahkan visite di sini klick
0 komentar :
Posting Komentar