Minggu, 05 Januari 2014

on Leave a Comment

KISAH SEDIH DI TAHUN BARU


Sebut saja nama suami istri tersebut adalah Hanny dan rendy, suami istri ini adalah pasangan yang sedang bahagia-bahagianya karena mereka akan menanti kehadiran jabang bayi calon anak pertamanya yang sudah lama mereka nantikan.

Pada usia kehamilan istrinya yang sudah berumur sembilan bulan, tentu Rendy sebagai suami merasa was-was menunggu hari kelahiran calon anak pertamanya itu. Tiba-tiba tepat menjelang detik-detik pergantian tahun, Hanny istri tercintanya itu terlihat menahan sakit di perutnya, seakan-akan perutnya melilit seperti orang yang mau buang air besar, apakah ini pertanda hartati akan segera melahirkan ? tanpa menunggu lama lagi Randy akhirnya membawa Hanny langsung menuju rumah sakit bersalin.

Setelah tiba dirumah sakit dan dilakukan pemeriksaan medis, ternyata memang benar Hanny akan segera melahirkan malam ini juga. Sungguh sangat bahagianya Randy waktu itu, anak pertamanya akan lahir tepat menjelang detik-detik pergantian tahun, namun di sisi yang lain Randy juga terlihat sangat cemas bila melihat wajah istrinya yang terlihat begitu pasrah dengan tatapan yang kosong memandang suaminya.

Randy
merasa semakin cemas, takut istrinya tidak selamat dalam proses persalinan, dia pegang tangan dingin istrinya sambil berkata, Sayang apa yang kamu inginkan malam ini tanya Randy pada istrinya ? Tidak sayangku, aku hanya ingin kamu selalu menemaniku sampai anak kita lahir, lebih bagus kita berdoa saja agar anak kita nanti selamat, jawab Hanny sambil tersenyum.

Mendengar jawaban istrinya, Randy sempat menitikan air mata, karena Randy melihat ada sesuatu yang beda dari sikap istrinya yang terlihat begitu pasrah menerima apapun yang akan terjadi.

Tak lama persalinan pun dimulai, beberapa menit kemudian tiba-tiba didalam ruangan persalinan terdengar suara jeritan Hanny istrinya yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawa dan menahan sakit yang sangat luarbiasa menanti lahirnya sang jabang bayi.

Akhirnya setelah menunggu dengan cemas, setengah jam kemudian keluarlah seorang bidan dari ruang persalinan, Randy pun langsung menghampiri bidan sambil bertanya, bagaimana suster dengan istri saya, apakah anak saya sudah lahir ? apakah saya sudah bisa melihat istri dan anak saya, tanya Randy  dengan perasaan tetap cemas campur aduk dengan kegembiraan ? Selamat ya pak, anak bapak lahir dengan selamat dan kondisinya sangat sehat, jawab bidan.

Mendapat jawaban dari bidan, Randy pun tersenyum bahagia sambil mengucapkan doa syukur atas kelahiran anak pertamanya ini. namun kegembiraan itu tiba-tiba sirna ketika bidan berkata, tapi ? tapi kenapa suster tanya Randy, kaget mendengar kata bidan tersebut ? saya minta maaf pak, istri bapak tidak bisa kami selamatkan, saya minta agar bapak tabah dan mendoakan agar istri bapak tenang di alam sana, jawab bidan.

Dunia seakan berputar ketika Randy mendengar penjelasan dari bidan, tanpa sadar, Randy menangis lepas, bibirnya bergetar dan badannya langsung lemas melihat kenyataan bahwa istri yang dicintainya meninggal dunia.

Maaf pak, kata bidan ? baru kali ini saya melihat kejadian yang sangat luar biasa ini, ujar bidan ? Randy langsung kaget dan heran mendengar penjelasan bidan tersebut ???? kembali bidan menjelaskan, bahwa selama ini, rumah bersalin ini tidak pernah memakai pengharum ruangan, tapi tak lama setelah istri bapak meninggal dunia, ruangan tempat bersalin menjadi sangat harum dan kami semua kaget setelah menyadari, ternyata bau harum itu berasal dari jasad istri bapak, ujar bidan menambahkan ceritanya ?

Mendadak Randy terdiam dan merinding bulu romanya bercampur haru menyadari kalau keharuman itu terpancar dari jenazah istrinya, air matanya pun berhenti mengalir dan berganti dengan senyum penuh keharuan dan kebahagian.

Kembali bidan bertanya, maaf ya pak, mungkin ini pertanda baik, tampaknya istri bapak adalah seorang istri yang sangat baik, kami semua yang menyaksikan juga heran kenapa bisa begitu, ujar bidan yang juga ikut meneteskan air mata karena terharu.
renungkan para sobat .,.,.
SALAM SANTUN.,.,.,


0 komentar :

Posting Komentar

Gendhis savindra. Diberdayakan oleh Blogger.