Jumat, 28 November 2014

on 1 comment

APA AKU BISA DI SEBUT MUJAHIDAH KAK

Untuk kali ini gendhis ingin mengajak akhwat akhwat semua untuk merenungi isi dari sebuah cerita di bawah ini,ambil sebagai sebuah insfirasi dan pelajaran dalam hal berbuat, terima kasih.,.,,.,.,,.,.,...(kisah nyata..)

Ada segores pedih saat ku ukir namamu dik…, Perih. Seakan ribuan belati menusuk ke hati, meninggalkan gumpalan sedih di lubang rasaku.. Penyesalan yang tak berujung, yang membuatku merutuki diri ini yang begitu ego diri. Allah…, Ampuni aku.. Adik, maafkan kakak….

Aku mengenalmu pertama kali ketika kami masih berpakaian putih abu-abu, dan berlanjurt di tingkat kuliah.

Aku masih teringat sinar matamu saat aku memasuki kelasmu, dan kamu mengajak kami dan teman-temanmu memanfaatkan waktu kalian di sela waktu luang dalam sebuah majlis ilmu. Kajian jum’at, yang rutin ku jalankan bersama teman-teman akhwatku di rohis.

Sayangnya, sepertinya teman-temanmu tidak begitu merespon, mereka lebih suka menghabiskan waktunya dengan bergosip dan hal-hal yang tidak bermanfaat, tapi kamu berbeda. Kamu terlihat istimewa.

Kamu datang, dengan wajah penuh riang. Dik, sampai sekarang aku masih ingat senyuman yang tak penah lepas dari wajahmu.

Senyuman yang dapat menghilangkan segala penat dan lelahku karena tugas-tugas yang menumpuk, program kerja di rohis yang begitu padat, rapat-rapat dan pertemuan yang begitu melelahkan.

Tapi kamu…, yah kamu tetap riang dan seolah mengajarkan kami kakak-kakakmu untuk tetap semangat dan menikmati dunia dengan riang.

Kamu semakin dekat pada kami, kamu begitu mudah menyerap segala pengetahuan yang kami berikan kepadamu. Kamu cerdas dik. Mungkin karena belajar dengan hati, kamu begitu mudah menerima kebaikan.

Kamu hanif dik, hatimu begitu lembut dengan kebenaran… Allahu akbar, aku malu dik saat menyadari betapa banyak kesombongan di hati ini, tak seperti kau yang sangat bersahaja.

Aku mulai menyadari, dirimu sangat berbeda dengan teman-temanmu. Kamu begitu dekat dengan kami, senior-seniormu, bahkan sangat manja, berbeda dengan teman-temanmu yang cukup segan kepada kami.

Tapi aku suka sifatmu dik, aku seolah memiliki adik baru. Kamu sangat perhatian pada kami, terutama padaku. Itu yang ku rasa dulu, setiap di sela jam istirahat, kamu pasti selalu membawa coklat untukku, dan berbisik padaku:

“Kak, jangan bilang sama kak iva yah, aku cuma kasih kakak. He he he.” Katamu dengan wajah penuh rahasia. Aku tertawa, menyambutnya juga dengan wajah tak kalah licik. Ha ha ha ( mb.iva mungkin kamu ingat itu…lucunya adik kita yang satu ini.

Tapi ternyata aku salah, kau melakukan hal yang sama pada mb.iva juga. Kami tertipu, tetapi kami tetap senang. Begitulah caramu membuat kami merasa begitu kamu cintai.

Allah, begitu banyaknya dia mengajari kami.Hari itu kamu mendatangiku, dengan wajah penuh semangat lebih dari biasanya. Kamu bertanya kepadaku:

“Kak, aku mau kayak kakak. Menutup aurat dengan sempurna.” Allahu Akbar ! aku menyambut dengan begitu bahagia. Aku sampaikan pada uphi, Hilda dan ade, serta akhwat-akhwat yang lainnya.

Mereka merespon dengan begitu bahagia. Kau memintaku menemanimu membeli kain, tentu saja aku mau. Subhanallah, bahagianya hatiku saat itu. Serasa tiada hari terindah melebihi ketika aku pergi bersamamu pada hari itu.

Beberapa hari kemudian kamu datang dengan wajah cemas. Katamu, keluargamu tidak senang dengan perubahanmu, bahkan mereka pernah menyembunyikan jilbabmu. Kamu pun kini ragu dengan pilihanmu.

Aku mencoba meyakinkanmu bahwa Allah lah sebaik-baik penolong. Tak ka nada yang bisa menyakitimu dalam lindungan-Nya. Kamu menangis.

Kemudian aku mengajakmu ke mushola. Kita shalat dhuha, dan selesai shalat kamu berkata mantap, “Aku mantap untuk memakainya kak.” Subhanallah, ya Allah, Engkau penguasa hati makhluk-Mu…

Keesokan harinya, kamu dengan jilbab lebarmu, dengan wajah yang sangat berbahagia. Aku memeluk dan menciummu dengan penuh sayang. Aku mencubit pipi tembemmu yang besemu merah, semua akhwat memelukmu dengan bahagia, ahlan wa sahlan yaa ukhti, semoga kamu terjaga dalam busana syar’i ini.

Kamu pun smakin dekat padaku, sangat perhatian pada kami smua, tak pernah seingatku kamu tak datang menjengukku setiap kali aku sakit. Kamu selalu datang walau dalam kondisi sangat lelah.. Dik, kakak sangat bangga padamu..

Kamu semakin aktif, semua amanah yang diberikan mampu kamu kerjakan dengan penuh semangat. Bahkan, rasanya tanpa kamu, kami sangat kerepotan. Kami sangat sayang padamu dik.

Tak terasa 2 tahun kebersamaan kita…. Aku lulus, dan harus meninggalkan kampus kita tercinta, meninggalkan rohis (Mahasiswa Pencinta -Mushallah Kerukunan Remaja Mushallah Aliyah) yang kami rintis dari awal dengan penuh perjuangan, akhwat-akhwatku, adik-adik mentorku, perjuangan kami. Aku harus meninggalkan mereka semua.

Termasuk kamu dik. Kamu menangis, kamu meminta kami agar tak meninggalkan kalian. Yah, kami berjanji akan lebih sering mengunjungi. Tak akan berhenti memperhatikanmu dan yang lain. Tapi, ternyata….

Semua hanya janji, kami masuk dalam lingkungan kampus, yang kesibukannya menumpuk, terlebih aku mengambil fakultas paling sibuk di antara semua fakultas yang ada… Aku tak menepati janji, aku ingkar padamu dik. Allah, ampuni aku…

Aku melupakanmu, aku mulai sibuk di lembaga dakwah kampusku, yang juga meminta perhatian yang sangat besar. Kuliah-kuliahku, lab-labku yang membuatku tak punya waktu untuk yang lain, termasuk padamu. Aku mulai melupakanmu, tapi kamu sering sekali menelponku.

Yah…telpon-telponmu dik.. .Allah, jika mengingat ini, sungguh penyesalanku seakan tak ada habisnya. Kamu begitu sering menelponku, menceritakan semua keadaan di SMU kita, tentang keluargamu yang semakin menentangmu, tentang saudaramu yang sangat membencimu, tentang tidak adanya orang yang mau mendengarkan seluruh keluh kesahmu.

Bahkan terkadang, kamu meneleponku sampai dua jam. Dan aku yang begitu egois, mulai bosan dengan semua keluhanmu. Aku yang terkadang begitu lelah dengan rutinitasku, yang hanya mencuri waktu untuk istirahat, juga harus terganggu dengan teleponmu.

Ampuni hamba ya Allah…, aku mulai menghindarimu, tak ku jawab telepon-teleponmu, tapi kamu sekalipun tidak marah. Ya Allah…

Suatu hari, kamu datang ke rumah dengan wajah letih, tak ku temukan keceriaan itu lagi. Ada yang aneh pada dirimu dik, aku sangat terkejut melihatnya…

Wajahmu yang dulu penuh semangat dan selalu dihiasi senyum,keceriaan, yang biasanya mampu mengobarkan semangat orang-orang di sekitarmu. Kini kamu begitu berbeda, wajahmu begitu pucat, loyo, tanpa semangat hidup seperti dulu.

Tubuhmu dik…, Allah… ada apa dengan dirimu dik ? dulu kamu begitu gemuk menggemaskan, dengan pipi tembem yang sangat lucu hingga matamu yang sipit akan semakin kecil saat dirimu tersenyum.

Dulu kami (akhwat-akwhat) di rohis sering menyebutmu “Roti donatku” dan kamu akan membalasnya dengan wajah cemberut, yang kemudian diikuti dengan merajuk… tapi kini, kamu sangat kurus dik… sakit kah dirimu ? ini memang pertemuan pertama kita setelah aku lulus, selama ini kita hanya berkomunikasi melalu telepon..

Dulu setiap kali kita berkumpul kamu akan menceritakan semua pengalamanmu padaku, bibirmu akan terus berceloteh tanpa henti, dengan riang dan semangat… aku selalu menjadi pendengar setiamu… tapi kini kamu hanya diam membisu, tercenung tanpa berkata apa-apa….

Saat ku tanya kamu dari mana ? kamu hanya menjawab dengan singkat bahwa kamu hanya kebetulan lewat setelah pulang tarbiyah… lalu selebihnya kamu hanya diam… Dik, tahukah kau, betapa banyak yang ingin ku tanyakan kepadamu? tapi aku tak ingin menambah penatmu dengan pertanyaan-pertanyaanku.

Jadi ku biarkan saja kamu dalam diammu… hingga akhirnya kamu tertidur… Aku menatap wajahmu yang teduh dalam tidurmu… dik, sebenarnya apa yang terjadi denganmu ?

Lalu kamu pun pamit, pergi tanpa sedikitpun cerita sebagaimana lazimnya….

Aku kembali dalam duniaku, Kuliahku, labku, amanah dakwahku… Dan.. Ya Rabb, aku kembali melupakanmu dik, hingga kemudian aku menerima sebuah telepon dari temanmu, “Kak, Diana sakit, sudah 1 minggu dia tidak masuk sekolah, kayaknya parah, kalau bisa kakak sempatkan waktu untuk menjenguknya, dia selalu menanyakan kakak dan akhwat-akhwat yang lain.” aku tercenung di ujung telepon, tak tahu harus berbuat apa..

Saat aku dan akhwat-akhwat lain tiba di rumahmu, segera kami ke kamarmu, kamar sempit yang pengap. Hatiku miris…, aku baru kali ini ke rumahmu dik. Rabb, aku baru menyadari betapa aku tidak memperhatikan saudaraku yang memberiku parhatian luar biasa selama ini.

Hatiku perih melihat keadaanmu, tubuhmu begitu kurus seperti seonggok tulang berselimut kulit, aku bahkan tak mampu mengenalimu, tubuhku bergetar, dadaku sesak menahan tangis, air mataku jatuh tak mampu ku bendung..

Aku mendekatimu, kamu berusaha tersenyum tapi yang ku lihat adalah ringisan menahan sakit. Aku mencoba menahan perasaanku. Aku memelukmu, mencium keningmu, akhwat yang lain pun melakukan yang sama… kamu tersenyum, mencoba menggapai tanganmu, ku raih dan ku genggam tangan kurusmu… ku mencoba menghiburmu dengan berbagai cerita lucu, kamu tertawa, akwat-akhwat pun tertawa, tapi aku menangis di sini.

Di lubuk hati terdalamku, meratapi keacuhanku…,Ketika ingin pamit, kau ingin menahanku, maafkan kakak dik, harusnya dulu aku menemanimu lebih lama dalam kesakitanmu…

Aku mencoba bertanya pada ibumu kenapa kamu tidak dibawa ke Rumah Sakit, dan kembali ku temukan jawaban yang menghempaskan perasaanku hingga hancur berkeping-keping, kau menderita kanker kelenjar getah bening.

Dan karena ekonomi, tak punya biaya, kamu hanya di bawa ke puskesmas. Kamu sudah pernah dibawa ke RS tapi di keluarkan karena tak punya biaya…

 Rabbana, apa gunaku selama ini, inikah ukhuwah yang aku dengang-dengunkan selama ini? inikah ikatan   persaudaraan bagai satu tubuh yang selalu aku ikrarkan
dalam setiap majelis yang aku bawakan? inikah kasih sayang yang aku serukan? Tidak, aku harus melakukan sesuatu untukmu dik…

Saat itu segera aku bertanya kepada kakakku, dan katanya aku harus mengambil surat keterangan tidak mampu untukmu agar kamu dapat segera di rawat secara gratis…Tunggu aku, aku akan berusaha… ku bisikkan padamu bahwa aku pasti kembali…

Aku kembali menjengukmu dik bersama hilda dan uphi serta beberapa akhwat lain.

Aku belum berhasil menyelesaikan urusan surat miskin itu, ternyata harus dengan berbagai macam prosedur, tapi aku akan berusaha dik…Kali ini kondisimu semakin memburuk. Aku memelukmu dan dan kamu berkata “Ini kakak yang cengeng itu yah?” kamu tersenyum..

Aku terperanjat, Rabbana… Dik apa kamu sekarang tidak bisa melihatku ? kamu tersenyum dan berkata, “Kak, afwan kalo bicara suaranya di kencengin yah, aku sudah tidak bisa melihat dan mendengar lagi.”

Tubuhku bergetar, aku tahu wajahku pucat pasi saat itu, aku pun tak bisa membendung tumpahnya air mataku, aku menangis. Para akhwat menarikku menjauh darimu.

Dalam pelukan akwat, aku tumpahkan segala rasaku, sedihku, penyesalanku, dan ketakutanku… aku takut kau tak mampu bertahan dik… sungguh aku sangat takut kehilanganmu.

Tiba-tiba kamu tidak sadarkan diri, tak lama kemudian kamu siuman lagi, begitu seterusnya…

Allah, kurasakan aroma sakaratul maut semakin dekat di ruangan ini… ku raih tangan ringkihmu.. inilah tangan yang dulu sering memelukku dari belakang, menutup mataku dan menyuruhku menebak siapa dia, dan tentu saja aku tahu, tak ada tangan yang segemuk punyamu dik,

Saat aku menjawab, “Pasti si roti donat” kamu tertawa… tapi kini tangan itu tak mampu bergerak lagi… Aku usap air mata di pipimu dik, kamu menangis, apakah kamu merindukanku, merindukan kami saudaramu, yang telah melupakanmu ? sudihkah kau memaafkan kami dik ?

Aku mendekatkan bibirku ke telingamu, aku tak tahu apakah saat itu kau sadar atau tidak. Aku bisikkan kalimatullah. Aku menuntunmu menyebut nama-Nya “Laa Ilaaha illallaah…laa Ilaaha illallah…” bibirmu bergerak dan aku mendengarmu berkata “Allah…Allah..”

Rabbana inikah sakaratul maut… sesakit inikah…??? Ya Rabbal izzati… Allahummagfirlahu, Allahummarhamhu… Ampunilah dia, Rahmatilah dia…Aku baru selesai shalat subuh, yang kemudian aku lanjutkan dengan Al-Ma’tsurat dzikir pagi. Hari ini aku berencana mengambil surat keterangan miskin untukmu, yang dijanjikan selesai hari ini, aku sangat bersemangat.

Kamu akan segera di rawat dik. Saat baru saja aku hendak mandi, telepon berbunyi, ternyata dari ukhti Uni, mungkin dia mengajak menjengukmu lagi, tentu saja aku mau, tapi aku salah, berita yang aku terima sungguh sangat membuatku terguncang.. “Ukhti, adik kita Diana… Innalillahi wa innailaihi Rojiun”

Aku tak mau berburuk sangka ” Uni, kamu ngomong apa sih ? ada apa ? ngomongnya jangan nangis gitu dong…?” kataku mencoba menenangkan diri .

“Diana ukh, dia sudah nggak ada, dia meninggal tadi malam jam 01.00, kita doakan yah.. nanti kita sama-sama melayat ke rumahnya”

Rabbana… aku terdiam, tak mampu berkata-kata, serasa ada benjolan besar di tenggorokanku yang siap meledak, aku terdiam, tak ku hiraukan uni yang terus memanggilku dan terus menyuruhku bersabar.. aku terduduk.. menangis.. aku tumpahkan segala kesedihanku, penyesalanku, keacuhanku, ketakpedulianku, keegoisanku…

Wajahmu terus berkelabat dalam benakku, senyummu, tawamu, manjamu, semangatmu… aku terus menangis…

Baru saja jenazahmu di bawa dari rumahmu. Ibumu sejak tadi tak sadarkan diri. Kakakmu yang kamu bilang membencimu ternyata sangat mencintaimu, dia yang merawatmu selama kamu sakit.

Dik, begitu banyak orang yang datang melayatmu, menghantar jenazahmu, mensholatimu.. .aku hanya bisa diam menatap iringan membawamu ke tempat pembaringanmu meninggalkan kami…

Dik, kakak tak mampu menemanimu lagi seperti dulu, tak akan ada lagi telepon-teleponmu dan smsmu yang kini dan hingga kini ku rindukan dan selalu ku nanti tapi aku tahu hanya akan berbalas kesedihan.

Tak ada lagi coklat-coklat kejutan rasa cintamu pada kami… Tak ada lagi cerita-ceritamu tentang masalah-masalahmu yang kini dan hingga kini selalu ku nantikan dan ku tahu hanya berbalas kecewa.

Dik, maafkan kakak, Semoga kau tenang disana, semoga kau dapat menahan himpitan kubur yang kita semua akan merasakannya.

Rabbana… Lapangkanlah kuburnya, terangilah dengan cahaya-Mu, jauhkanlah dia dari adzab kubur… Bukakanlah pintu jannah-Mu, sungguh dia adalah mujahidah-Mu, dia adalah tentara yang memperjuangkan agama-Mu..

Ku tahu saat ini begitu banyak dari kami menangisi kepergianmu mujahidah, namun aku pun yakin, ribuan penduduk langit bersorak menyambut kedatanganmu dan ribuan malaikat menaungimu dalam hamparan sayapnya… dalam kedamaian di sisi Rabbmu… Pergilah adikku… kakak ridho..
“Kak, apa aku juga bisa disebut mujahidah ? aku kan tidak berperang” …tertawa…
“Tentu saja dik, setiap orang yang memperjuangkan agama Allah dan mati dalam keyakinan pada-Nya adalah seorang mujahid-mujahidah.” …
“Kak, aku mau berjilbab lebar seperti kakak, pantas nggak yah? aku kan gendut…?” …katamu tersenyum malu…
“Kau akan sangat cantik dengan busana syar’i dik, masih adakah yang lebih penting dari kecantikan di mata Allah…?”
….Kau tertawa…
“Aku mauuuuu cantiiik di mata Allah…” …Tertawa riang….
 Untuk adikku Diana tenanglah disana, dalam perlindunganNya, tak akan ada yang mampu menyakitimu dik…”

Wallahu a'lam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Alloh ta’ala berfirman:
﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ الله وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ الله إِنَّ الله عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ [التوب]
.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

on 1 comment

NOVEMBER RAIN

rachma g savindra

"PERNAHKAH Anda terbangun di suatu pagi dan mendengar derasnya hujan di luar rumah? Anda merasa enggan beranjak dari peraduan, ingin menikmati suasana yang syahdu itu," kata Axl Rose kepada puluhan ribu fans Guns N' Roses di sebuah konser. 

Setelah selesai dengan rapport-nya (komunikasi dengan penonton), Axl pun pergi ke bagian atas panggung menghampiri sebuah grand piano hitam. Jemari Axl yang fasih memainkan melodi yang indah membuatnya seperti Elton John muda.





I can see a love restrained
But darlin' when I hold you
Don't you know I feel the same

'Cause nothin' lasts forever
And we both know hearts can change
And it's hard to hold a candle
In the cold November rain

iNILAH PENGGALAN LIRICK LAGU NOVEMBER RAIN (G,N,R)
Lamat-lamat terdengar iringan orkestra yang menjadi intro lagu "November Rain". Hampir lima belas menit lamanya, Axl mengharu-biru penonton malam itu dengan lagu yang amat istimewa baginya itu.

Secangkir teh hangat menemaniku ditengah guyuran hujan. Aku melihat keluar jendela. Bulir bulir air turun dari langit membasahi tanah pekarangan rumahku. Enggan rasanya aku untuk sekedar mengalihkan padanganku dari jendela.

Masih betah memandangi sejuknya hari.. atau mungkin kini berubah jadi dingin? Entahlah… Tapi hawa dingin yang mulai menjalar ke tanganku mengalahkan rasa malas untuk bangkit dari dudukku, merambet selimut biru langit dan langsung mendudukkanku lagi dikursi dekat jendela. Menatap lagi rintikan hujan yang masih setia turun dari atas sana.

Aku sangat suka hujan. Entah kenapa aku sangat suka. Disaat semua orang membencinya karena membuat menjadi basah kuyup atau menaikkan kadar emosi karena pakaian mereka yang sedang dijemur menjadi basah lagi, Aku malah sangat suka. Atau mungkin karena hujan mengingatkanku dengan kau…
Kemudian waktu berputar cepat, menyedotku dalam situasi yang berbeda. Menyisakan diriku dan… kau

Aku sedang berada didalam kelas, memandangi sosokmu dalam diam. Kau sedang fokus mengotak atik ponselmu, kemudian memakaikan headset ke telingamu. Mendengarkan lagu saat istirahat adalah kesukaanmu, sebelum akhirnya kau menunduk dan meninggalkan alam nyata menuju dunia mimpi. Aku masih setia memandangimu dari kursiku yang terpisah satu barisan dengan kursimu. Kali ini kau bangkit lagi setelah menunduk, mengedarkan pandangan ke sekitar kelas dan mendongak…..

Hujan. Kau memandangi keluar jendela, masih setia melihat guyuran air hujan diluar sana. Aku tertegun, kau meluangkan waktu tidurmu untuk sekedar menatapi hujan. Buliran air yang jatuh dari angkasa. Kau adalah sosok sempurna bagiku.

Sikapmu yang pendiam dan misterius namun paham terhadap sekitar itu cukup membuat mu mendapat panggilan ‘Pangeran Peka’ dari anak anak kelas. Huh! Panggilan itu menurutku lucu, namun membuat hatiku bergetar saat ikut menyorakan panggilan itu untuknya bersama anak kelas, sekedar mengejek.

Kemudian waktu berputar lagi, Saat itu aku sedang asik dengan ponselku, membuka akun twitter dikala senggang. Berchit chat ria bersama teman temanku lewat mention.

Kemudian ada mention masuk.. Kau.. mengirimiku mention, bertanya ini siapa. Kau bertanya begitu karena melihat avatar akun twitterku yang mungkin terlihat berbeda dengan aku yang asli. Avatar akunku waktu itu memang girly, berbeda denganku yang aslinya agak tomboy. Membuatmu sedikit bingung.

Dari situlah kau dan aku mulai memiliki pembicaraan. Saat itu sungguh hari yang takkan terlupakan bagiku. Bisa berbincang dengan orang yang sangat aku kagumi sejak awal masuk sekolah, orang yang sangat aku sukai. Meski hanya lewat jejaring sosial.

Sesuatu menarik tanganku, lebih cepat,dan menaruhku dalam situasi ramai, pulang sekolah. Kau lewat dihadapanku, bertanya sesuatu tentangku, namun aku tidak paham apa yang kau katakan. Tubuhku mengigil, suhu tubuhku naik.

Aku demam. Lalu kau diseret temanmu, namun aku bersikukuh ingin tau apa yang barusan kau katakan, dan kau hanya tersenyum. Temanmu mengatakan bukan apa apa dan bilang kau sedang gila. Aku makin tidak mengerti tapi tak kupaksa lagi bertanya. Aku tak kuat, tubuhku lemas. Kau berlalu pergi bersama temanmu.

Lalu waktu terhenti sebentar dan berlalu. Kini aku berada dikamarku. Terkulai lemas dengan badan mengigil dan suhu tubuh yang semakin panas. Ibuku sudah bilang untuk tidak sekolah esok, tapi aku tak mau. Jika tidak sekolah berarti aku tak akan melihatmu, walau hanya sehari, namun sangat berarti bagiku. Kuraih ponsel yang tergeletak disamping tubuhku.

Kubuka akun twitterku, mengecheck apakah ada mention untukku atau tidak. Lalu aku terbelalak kaget… ada mention masuk… itu.. dari.. kau. Menanyakan keadaanku dan mengucapkan semoga lekas sembuh untukku.

Aku tidak mengerti mengapa, mungkin saat kau mengetikkan beberapa kata untukku dimention itu kau membubuhkan obat pereda demam disana, karena kemudian kurasakan semangatku naik, dan berangsur angsur suhu tubuhku menurun, demamku reda seketika. Dengan senyum terkembang diwajahku, aku membalas mentionmu.

Kau lalu sedikit demi sedikit berubah, menjadi dingin seperti dulu lagi, mungkin kau telah mengetahui perasaanku yang sesungguhnya sehingga kau berubah. Sakit.. sungguh. Semuanya begitu cepat berlalu rasanya, rasa manis saat kau menanyakan kabarku, masih terkecap indah diingatanku. Namun aku hanya dapat mengenang. Ya… mengenang dirimu, memory tentang kau..

Hari itu adalah hari pembagian rapot, sudah lumayan lama kau tak menegurku lagi atau hanya sekedar menyapa, langsung maupun lewat mention. Aku rindu, sangat. Kau datang sedikit telat bersama ayahmu, mengendarai motor ‘pulsa’ birumu yang besar itu. Menyeret segenap perhatianku yang langsung berpusat padamu. Kau.. sempurna, selalu sempurna seperti biasanya. Namun kini lebih sempurna dengan kemeja dan celana bahan hitam itu. Kau…. tampan, selalu dan akan selalu begitu.

Tapi sepertinya Tuhan tidak ingin aku terlalu lama tenggelam dalam khayalku akan kau, karena kemudian kau mendapatkan rapotmu lebih cepat dariku dan langsung berlalu pergi bersama ayahmu. Aku menatapmu pergi, berharap akan sesuatu yang mungkin dapat membuatku dekat lagi denganmu. Aku menutup mataku rapat dan terpejam lama, lalu membuka mataku perlahan dan mendapati diriku dikursiku. Diluar sana masih hujan. Masih deras. Udara semakin dingin.

Aku mengeratkan rengkuhan selimut biru langitku ditubuhku. Berharap mungkinkah suatu saat nanti kau akan merengkuhku dalam pelukmu. Hahaha~ aku mungkin hampir gila.. tapi disinilah aku… diam merindukanmu. Amat sangat merindukanmu.

Kamis, 27 November 2014

on 3 comments

SENYUM TERAKHIR

Sebuah kisah cinta yang berjudul senyum terakhir pada akhirnya kepergian seseorang mungkin menyakitkan akan tetapi akan selalu  menjadi pelajaran bahwa kehilangan adalah jalan terakhir untuk membuat kita mengerti betapa berartinya seseorang dalam hidup kita.

Nama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala Rusia gitu.  Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu.

Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu  ketika suatu hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.

Dengan setengah mengantuk gua angkat.

“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon
“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua
“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di Bandara nunggui loe..”
“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.
“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”

Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara. Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat. Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.

Seorang perempuan cantik menyapa gua  di depan pintu kabin :

“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama gua
“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.
“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.

Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat.  Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar gua ke kursi.

“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.

“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.

Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi bernafas lega menemukan gua di pesawat.  Setelah menghela nafas. Gua tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.

Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue

“apaan ini?”
“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”
“oh.. makasih mbak.. “kata gua.

Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “

“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Anes..”
Dengan kebingungan dia membalas.
“kok bisa tau nomor aku?”
“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”
“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”

Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi. Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.

Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.

Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab

“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”

“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”

“memangnya kenapa?”

“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”

Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.

Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.

Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan terakhir…

“kok kamu mau jadi pramugari?”

“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan  yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””

“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.

“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”

“begitu ya?”

“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”

“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”

“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.

Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.

Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.

Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.

Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..


Setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota. Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah.  Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.

Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.

Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.

Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.

Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.

Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.

“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”

“jadi aku harus gimana?”

“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””

Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..


Setahun kemudian

Cinta sepertinya begitu rumit hubungan gua sama kekasih gua saat ini akhirnya berakhir. Gua menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika gua sendiri, menjalani hidup gua seperti biasanya. Suatu ketika gua kembali bertemu dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja di Mandala Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia sudah bekerja di Jakarta kembali di Sky Avination.

Ilma dan gua sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi gua tau, tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu.  Jadi dari hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan gua menjad pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia menganggap gua adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Gua senang dia bisa mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi lebih baik.

Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya sama gua.

“bisa gak sih kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”
“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat ini saja aku sudah bahagia kok.. “
“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “
“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..”

Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya gua menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati gua merasa sedih untuk pergi dari hidup dia, tapi gua harus lakukan semua yang menyakiti hati gua. Gua selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan ke gua. Walau gua selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Gua juga bilang kalau gua sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau itu bohong semata.

Suatu malam, gua mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk hari ulang tahunya. Gua senang, gua menjadi orang pertama yang mengucapkan hal itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.

“kamu nangis ya?”
“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa ngerayain ulang tahun ke 25..”
“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.
Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat gua terdiam.
“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”
“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yauda gapapa.. ngomong aja..”“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.

“ kok kamu ngomong gitu?”

“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku.. ” ceritanya padaku

“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya gua..

“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup kamu.. bisa?”

“pasti..”kataku pendek.

Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir gua dengar darinya. Suara terakhir yang gua dengar darinya. Gua belum sempat memberikannya kado ulang tahun dan berjanji setelah gua enggak sibuk syuting gua pasti membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami tidak sempat bertemu. Akhirnya gua memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu edisi khusus yang gua beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura.  Ilma menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih.  Dan dia memberitahu kalau dia sudah sendiri.

Sebenarnya pada saat itu gua bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian tak begitu gua perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan gua. Sampai akhirnya dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada gua.

“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan gimana ?”

“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu aku kan?”

“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”

Kata kata itulah hal yang terakhir gua dapatkan darinya sebelum dua hari kemudian disaat gua terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah menghilang bersama kejadian pesawat sukhoi dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya gua uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry gua mati dan kehilangan semua data gua, saat gua coba back up. Hampir semua foto-foto Ilma dan kontaknya hilang.  Gua pun berpikir untuk hubungin dia untuk minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya gua baru sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau Ilma adalah salah satu penumpang di pesawat sukhoi naas itu.

Hati gua hancur, perih dan sedih. Segera gua mencari tau keberadaan Ilma di bandara  halim dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan pesawat sukhoi berkumpul. Pertama dalam hidup gua, akhirnya gua benar-benar melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.

Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat sukhoi ditemukan dan semua penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah gua menangis, menangis karena kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai gua dengan tulus. Penyesalan terberat yang tak bisa gua bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan sinyal untuk bersatu tetapi gua malah menunda itu terjadi.

Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya.  Gua harus mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar terjadi. Dia selalu berkata sama gua, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko sekalipun.

Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah dari Pemerintah Rusia atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal yang tidak diharapkan oleh siapapun.

Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya.  Keluarganya mungkin tidak seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..

Seperti yang ia minta sama gua, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak akan gua lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..

Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada mereka yang ia tinggalkan termasuk gua..

Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, gua bermimpi bertemu dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang gua gak pahami lewat pesan yang aneh

“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Anes.. “

Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa diketahui oleh saudaranya, akhirnya gua memberi tahu keluarga tentang kontrakan itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat gua bingung sampai akhirnya gua memandang langit di sekitar semanggi tempat pertama kali bertemu. Dari situlah gua paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah sebuah apartement..

Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu. Gua pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki unit disana. Gua memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa daripada cicilan sebelumnya gua berikan kepada kakaknya, gua berharap tempat itu menjadi tempat dimana kelak gua bisa mengenang dia sebagai bagian hidup, melihat senyum dia seperti pertama kali gua mengenalnya di atas langit-langit bumi.

 Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang

Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan mencintaimu..

By Agnes Davonaar

Rabu, 26 November 2014

on 1 comment

efficacy of bitter melon leaves



Pare which is one of the commodities Indonesia, this fruit is noted for having a characteristic flavor and bitter has made pare become one of the herbs that are sought after by people who are bored with drugs biotic famous side effects, either near or distant future.

One that can be utilized from Pare is the leaves, leaf-shaped pare radius has become one of the herbs that are nutritious for health,

One is for the beauty of women, which is to tighten the breast, for women who are having problems with her breasts can take advantage of bitter melon leaves to overcome these problems, how to process them is also quite easy, does not require a huge cost, and safe to use.
To get the benefits of bitter melon leaves for breast mengencangkap, the steps are as follows:

Prepare some leaves of fresh bitter melon (not edible caterpillars).
Wash the leaves of bitter melon "hygiene health base"
After it leaves the bitter melon we knead until issuing water
Furthermore, we squeeze the bitter melon leaves brush to both breasts until evenly while slowly sorted-sequence (in order from the base of the way until Valentine breast / nipple)


"Allow to dry, then wash with water.
Do it at least 3 times in a week."

Only by utilizing the bitter melon leaves now we can have beautiful breasts firmer, and plump that is every woman's dream, we now do not need to do surgery to get it, good luck and good luck.

Sabtu, 15 November 2014

on 1 comment

INDAH PADA WAKTUNYA

rachma Aku minta setangkai bunga segar, Tuhan memberi kaktus berduri.

Aku minta bunga mungil nan cantik, tapi Tuhan malah memberi aku ulat berbulu.
aku sedih, protes dan kecewa, betapa tidak adilnya ini.!
Namun pada akhirnya kemudian kaktus itu berbunga sangat indah lalu ulat itupun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
“itulah jalan Tuhan. indah pada waktunya”
Tuhan tidak memberi apa yang kita harapkan tapi Tuhan memberi apa yang kita perlukan !
kadang kita sedih, kecewa dan terluka. tapi jauh diatas segalanya Tuhan sedang merajut yang terbaik untuk kita.

Sungguh indah rencananya bukan? Karna orang yang tak pernah mencicipi pahit tidak akan tau apa itu manis.

Orang tua memang selalu ingin anak’a sukses, makanya mereka selalu doain dan ingatin kita ” jangan pacaran2 dulu yan nak, fokus dulu ke pendidikan mu ”

Dibalik kejombloan mu selama ini, ada tersimpan hikmah yang sangat indah apa bila kamu tidak terlalu memaksakan diri untuk mencari pasangan hidupmu

Disaat kamu jomblo, banyaklah bersabar dan jangan terlalu maksain diri tuk mencari pasangan, karena pasangan hidupmu akan datang dengan senang hati bila kamu tidak memaksanya untuk datang kepadamu

Orang tua yang ngizinin anak’a pacaran itu berarti orang tua yang suk melihara burung merpati, & orang tua yang gak ngizinin anak’a pacaran itu berarti orang tua yang suka melihara burung beo

Orang tua yang baik adalah orang tua yang mendukung anak’a jomblo, bukan ngebiarin anak’a pacaran dan biarin gitu aja pas ngelihat anak’a dibawa sama pacarnya

Jomblo lagi kan karna gak perlu ngelapor sana sini, terbuktikan jomblo itu lebih asik

Mencari cinta itu gak penting, mencari uang itu juga gak penting, yang penting itu adalah mencari ilmu. Dengan menguasai ilmu, cinta dan uang akan datang dengan sendirinya

Memperbaiki diri jauh lebih baik dari pada memikirkan bagaimana cara mendapatkan cinta seseorang

Dari pada sibuk mencari cinta, lebih baik sibukin diri mencari ilmu buat bekal dihari esok

Jika seorang pacar dapat membuatku kehilangan teman maka aku akan lebih memilih jomblo

Pria sejati adalah pria yang rela lama2 jomblo demi menunggu seorang wanita yang bener2 dia cintai dan bukan untuk disakiti

on Leave a Comment

KATA KATA MENGHIBUR DIRI SEORANG JOMBLO



Hidup ini terlalu singkat, sangat serakah bila kamu membiarkan pacar kamu terus menjalani hari bersamamu, putusin dia dan biarkan dia jomblo agar dya bebas menjalani hari bersama teman dan para sahabatnya

Dah tau pacaran itu dosa, eeehh malah ditambah lagi hina-hina orang jomblo, kapan mu masuk surganya lu, sadar woy sadar buruan tobat, buruan jomblo

Suatu hal yang harus kamu sadari bahwa yang nama’a waktu itu sangat berharga, sangat rugi apabila kamu mambuang-buang waktu itu hanya untuk pacaran

Kesendirian itu adalah waktu yang tepat untuk menunjukan siapa diri kamu yang sebenarnya kepada orang-orang yang telah menyakiti kamu

Jomblo itu bukan karna tidak laku, melaikan tuhan sedang menulis rencana cerita cinta kita agar ketulusan cinta itu bisa kita rasakan yang sebenarnya.

Jomblo itu bebas, asik sih gak ada yang larang, mau dekat ma siapa aja bisa, mau ttman ma siapa aja juga bisa, apa lagi kalo mau pergi kemana aja, lebih bisa

Jomblo itu bagaikan mentari, walaupun setiap harinya sendiri, tapi bisa selalu menyinari dunia

Jomblo itu seperti bulan, setiap malamnya hanya sendiri, tapi tetap bersinar sepanjang malam

Jomblo itu gak perlu malu, berbahagialah disaat kamu jomblo, karena jomblo merupakan awal keindahan disaat kamu menemui pasangan hidupmu

Jomblo itu indah bila kamu melewati hari-harimu dengan keceriaan yang penuh keikhlasan

Jomblo itu suatu hal yang sangat baik dan membanggakan, karena itu adalah hal yang kamu lakuin sepenuh hati kamu tanpa ada bantuan dari siapapun

Jumat, 14 November 2014

on 2 comments

CINTA BUKAN NAFSU


Jam udah menunjukan pukul 6 pagi ''GUBRAKKKK....!!!'' yeah kesiangan lagi ,,, itulah kebiasaan cewe enamblas tahun yang bernama Rasti ,,, mentari yang menyilaukan kamarnya membuat dia terbangun dan langsung lari ke kamar mandi tanpa ngelipet selimut dan lain-lain.... seperti biasanya pintu gerbang udah di tutup dan dengan terpaksa rasti harus nerima hukuman,,, sebelum masuk kelas.
“kesiangan lagi ya non,,,” ,,, ?? “hehe,,, ea nichhh..... Rasti menjawab pertanyaan teman-temanya sambil cengegesan. Suara gaduh dan rame layaknya pasar udah biasa di kelas rasti sampai-sampai gurunya kualahan menghadapi muridnya,,,, ya maklum aja banyak cowonya jadi pada bandel-bandel dech.
***
Siang itu cukup panas tepatnya jam 1 waktu pulang sekolah,, semua murid berhamburan keluar dan suara angkot mulai terdengar,,,, “bye,, ampe ketemu besok ya,,” seperti biasa rasti pulang naik angkot yang full ac alami n beraneka macam bau,, tapi itu udah biasa baginya,,, jadi ea no problem.. tak lama kemudian handphone warnah merah punya si rasti bergetar ,, 1 message received , dia pun membacanya ,,, ternyata itu sms dari cowo yang baru beberapa hari kenalan ama Rasti lewat temanya bernama lia yang ngasih nomor handphone,, sebut saja Faiz tetangga kelas rasti, sekarang sih lagi pkl di luar kota jadi keduanya belum bisa ketemu and bertatap muka langsung. Meski begitu pdkt mereka cukup lancar.
Seminggu kemudian Rasti jadian ama Faiz,,, ea,, walaupun belum pernah ketemu tapi ngga tau kenapa rasti ngerasa yakin nerima cintanya,,, lewat tiga hari dia jadian juga ama mantan pacar saudaranya,, sekarang rasti punya dua cinta yang ada di hatinya,,, dia dari dulu emang belum bisa berubah selalu dan selalu mempermainkan perasaan cowo,,,, maklum aja dia udah jadi playgirl sejak smp. Tapi hanya dalam lima hari akhirnya rasti mutusin selingkuhanya coz hampir ketauan ama Faiz... gara-garanya tukeran kata sandi facebook, syukur aja aar tidak menyimpan dendam ama rasti. tapi Chaca sepupu rasti sangat kaget mendengar kalau Rasti udah putus ama mantan pacarnya,,, ea gila aja pacaran baru lima hari,, ehh udah putus.

***
Hari berganti hari, bulan berganti bulan,,, akhirnya Faiz udah selese pkl’nya, sekarang dia udah punya waktu untuk ketemu ama pujaan hatinya ,,,
Minggu yang cerah paling pas buat kencan,,di karangbolong beach ,, di situlah kencan pertama Rasti ,, anak kecil yang berlari-lari,, ombak yang berkejar-kejaran ,, bukit hijau yang tinggi,, menghiasi pantai itu,,, mereka berdua menikmati pemandangan sambil duduk berdua di dekat karang.
Tak terasa hari udah sore , waktunya pulang,,,, rasti senang dengan kencan pertamanya ea walaupun ternyata Faiz gak cakep-cakep banget n tingginya hampir sama ama rasti,, tapi karena orangnya asik n bisa bikin nyaman,,, itulah yang membuat Rasti senang.
***

“kiri pak.... “ suara bel yang bisa di bilang kaya bel di stasiun membuat Rasti gugup dan lari menuju pintu gerbang dan untung aja satpam belum menutupnya.
“sayang,, tar pulang sekolah q anterin ya,, “ sambil tersenyum Rasti membaca sms itu,, teman di sebelahnya hanya geleng-geleng kepala . jam pertama adalah matematika, pelajaran yang di anggap paling sulit ama rasti,,, dengan seksama ia memperhatikan pelajaran Bu Aminah,, walaupun sambil ngelamun,,,, Rasti hanya berharap cepat selesai dan istirahat,, karena, dia sudah kelaparan, maklum aja dech cewe rajin ea selalu kesiangan dan tak pernah sempat sarapan.
***
Tak terasa udah dua bulan mereka pacaran, sepertinya bibit-bibit kebosanan udah mulai ada di hati rasti, cewe yang satu ini emang gampang bosen ama pacarnya,,, kalau dia gak bener-bener suka.
“jenk,,, itu pacar kamu,,,???” “iya,, emang kenapa,,???”.... teman-temanya heran ketika tau rasti sekarang pacaran ama faiz,, Putri,Zahwa, dan Mimi,,, tidak enak mau bilang ama Rasti,, mungkin karena Faiz itu gemuk,pendek,item,, yeah jadi lucu dech,, mereka hanya senyum-senyum aja di depan Rasti. Walaupun Rasti tau yang sebenarnya mereka omongin, tapi dia tak peduli,,, “yang penting bisa naik ojek gratis” ,,,
Sinar matahari yang menyengat tubuh,, dan cuaca panas siang itu ,,, Faiz gak bisa nganterin rasti pulang,, iya seperti biasa naik angkot walau berdesakan,, untunglah pulang sekolah bokapnya ngajak makan di warung bakso kesukaanya,, sedang asyik-asyiknya makan handphone Rasti berdering,, “akhhh,, ternyata cuma nomor iseng ajah yang dari tadi minta kenalan,,, Rasti menerusakan makan tanpa menggubris sms itu,,,
Sampai di rumah Rasti langsung masuk ke kamar dan istirahat di atas ranjangnya,,
“hai cewe,, masa gak mau kenalan cih,, sombong amat..” Rasti tetep cuek aja ama sms itu. Tapi lama-lama Rasti membalas sms itu meski dengan nada yang begitu cuek bebek,,, akhirnya mereka kenalan satu sama lain,, rasti kaget ternyata cowo itu adalah teman sekelas Faiz yang bernama Putra,, awalnya rasti berfikir kalau Faiz yang ngasih nomor handphonenya ke Putra,, tapi semua dugaan itu salah,, ternyata Putra yang nyolong alias ngambil diem-diem di handphone Faiz.
Setelah beberapa lama mereka kenalan ,,, Rasti pun menceritakan tentang hubunganya dengan Faiz,, tapi anehnya Putra seperti mengharapkan Rasti untuk jadi pacarnya meski dia tau kalau Rasti adalah pacar sahabatnya,,
Pendirian Rasti masih kuat,, dia tidak mau menyakiti hati Faiz dengan selingkuh ama temanya ,, Putra tetep ngotot dan tidak mau menyerah,, Rasti cuma bingung kenapa dia bisa jatuh cinta denganya,,
“aku suka ama kamu sejak kelas satu,, and sampai sekarang,, makanya aku pengen kamu jadi pacarku”,, Rasti hanya bingung membaca sms dari Putra,,, “apa benar begitu,,” tanya Rasti dalam hati,,, . tapi pada akhirnya Rasti penasaran kaya apa sih yang namanya Putra itu,, dia tak henti-hentinya mencari informasi tentang Putra,, kata temenya sih putra itu ganteng and lebih mendingan lagh di banding Faiz,,, mendengar informasi itu Rasti semakin penasaran ,,,
Beberapa hari kemudian Putra ama Rasti sepakat ketemuan ,, tepatnya di hari jumat mereka bertemu di angkot,, akhirnya Putra mengutarakan isi hatinya kepada rasti.... “ ras,, kamu mau gak jadi pacarku ,, aku serius dan aku gak kerjasama ama faiz buat ngerjain kamu,, aku beneran sayang ama kamu,, bahkan udah dari dulu,,”,, jantung Rasti berdebar-debar sambil menatap kedua mata Putra dalam-dalam dan bingung mau bilang apa,, Rasti mencoba menegaskan dan meyakinkan hatinya,, tapi tiba-tiba ,, “ ekhh.... kita salah angkot nich ini bukan jurusan ke rumah kita “,, Rasti bingung plus kaget mendengar perkataan Putra,, mungkin saking groginya dia tadi ampe salah naik angkot. Mereka berdua turun dan berniat naik angkot ke jurusan timur,, di tengah-tengah jalan ketika mereka berjalan menuju pangkalan angkot,, Putra kembali bertanya ama Rasti,,, Rasti masih bingung mau jawab apa,, “iya,enggak,iya,enggak,,” kata-kata itu bertarung di hati Rasti, tapi pada akhirnya rasti memutuskan untuk mau menjadi pacar Putra,, meskipun Putra hanyalah kekasih gelapnya,,
Obrolan mereka berlangsung di angkot warna orange,, dan mereka duduk di belakang Pak sopir dengan pelan-pelan Putra menggenggam tangan rasti dan menatap matanya,,, Rasti tak mampu berkata-kata,, seluruh tubuhnya terasa dingin dan merinding,,, jantungnya berdetak dag-dig-dug,,,”apa ini yang namanya cinta,, kenapa hal ini tak pernah terjadi ketika aku berada bersama Faiz,,??” tanya Rasti dalam hati.
***
Dalam beberapa hari ini hubungan Rasti ama Putra berjalan lancar tanpa sepengetahuan Faiz,, tetapi kecemburuan Putra mulai muncul dia tidak betah dengan statusnya yang hanya jadi selingkuhan,, dia meminta Rasti untuk tegas mau milih siapa,,, Rasti bingung dan pusing tujuh keliling harus bagaimana and bersikap seperti apa,, dia hanya punya waktu seminggu untuk nentuin semua itu,,,,
Belum ada seminggu,, akhirnya Rasti memutuskan untuk tidak memilih siapapun,,, Rasti memutuskan keduanya lewat pesan singkat,,, dia tak mau menyakiti siapapun di antara Faiz dan Putra,, jawaban keduanya pun berbeda,, Faiz menerima begitu saja keputusan Rasti, sedangkan Putra tidak mau dan menolak jika harus putus ama Rasti,, Rasti telah berniat untuk tidak menyakiti salah satu dari mereka, tapi apa boleh buat Rasti tak berdaya untuk berpisah dengan Putra, dia tak kuasa untuk menolak ajakan putra buat balikan. Karena nggak mau nyakitin lagi rasti akhirnya berniat untuk setia ama Putra.
Putus ama Faiz and jadiin Putra sebagai pacar satu-satunya,, membuat kehidupan Rasti berubah, Putra gak pernah nganterin Rasti pulang,, ngajak main juga ngga pernah, Putra lebih suka main ke rumah rasti setiap minggu bahkan hampir tiap hari,,,
Terbesit penyesalan di hati rasti,, Putra ngga seperti yang Rasti duga,, ternyata dia mulai minta yang macam-macam ,,, ternyata tampang yang tampak begitu kalem,pendiem,, n manis tapi dia berani juga minta yang begituan,, meskipun ngga sampai ngelakuin making love tapi Putra berhasil nyentuh semua tubuh Rasti tanpa terkecuali.
Itulah sebabnya mengapa ia ngga mau putus and pisah ama Putra,,, meskipun dia harus ngelakuin semuanya dengan terpaksa,,, sebuah cinta telah membutakan Rasti, dia nggak peduli dengan dosa-dosa yang telah ia perbuat,,
Rasti menangis memecah kesunyian malam,, dia ngurung diri di kamar ,, bantal tidurnya sampai basah di banjiri air matanya. Hal itu udah biasa,,, Putra selalu ngomong putus dadakan di handphone,, walaupun akhirnya balikan lagi,, tetapi hal itu bisa terulang lagi.
“kalau kamu ngga mau nurutin apa mau aku,, terpaksa kita harus putus,,”,, lagi-lagi kata-kata itu menyiksa batin Rasti.. karena ngga mau putus ,, Rasti Cuma jawab “ iya,, aku,, mau “.... walaupun pada akhirnya Rasti gak nurutin beneran ajakan gila dari Putra,,
Pagi yang cerah dan sejuk ini,,, rasti terlihat murung,, “kamu kenapa Ras,, mikirin Putra iya,, dia ngajak putus lagi,,???”,, “engga ko,,,” . sejauh ini Rasti belum berani menceritakan kepada teman-temanya,, tentang dia ama Putra,,
“sayang,, tar aku kerumah kamu iya,,,” sambil melotot dan kaget Rasti membaca sms dari Putra,, ekspresi itu bukan tanpa alasan,, dia emang seneng banget bisa sering ketemu ama orang yang dia sayang, tapi yang ia takuti adalah bagaimana kalau Putra minta yang macem-macem lagi and lebih gila dari kemarin-kemarin. Tapi apa boleh buat dia ngga mungkin nolak kemauan Putra,, coz dia ngga mau putus,,, dia Cuma bisa bilang ama putra,, “ oke,, ade mau nurutin apa mau mas, tapi please kamu jangan ambil keperawananku”
Kedatangan Putra di rumah Rasti yang bisa di bilang terlalu sering membuat bisik-bisik para tetangga,, “Ras,, tolong ya,, pacar kamu jangan sering ke sini,, kalau perlu jangan kesini lagi,, liat tuh tetangga pada ngomongin kamu,,” kata-kata yang keluar dari ibunya,, terasa seperti cambukan bagi rasti.
Saat ini Rasti bimbang and gelisah ,, gimana mau ketemunya kalau ngga di rumah,, Putra ngga suka main ataupun di ajak ketemuan di tempat lain.. pelan-pelan ia mulai ngomong ama Putra tentang larangan ibunya,,,
***
“ya udah,,, besok mas antar jemput ade ya, tapi mas mampir dulu,, gak papa kan ?”, Rasti bingung sekaligus senang, coz tumben banget cowonya kaya gitu,,,
Namun itu adalah untuk yang pertama dan terakhir,,, setelah itu Rasti tidak pernah ketemu lagi ama Putra, tingkah lakunya udah mulai berubah, membuat Rasti curiga dan berfikir yang macam-macam.
Seminggu ini Putra ngga pernah lagi sms Rasti,, dan ngga mau bales sms dari Rasti,, Rasti bingung harus berbuat apa, kenapa Putra tiba-tiba berubah “apa jangan-jangan dia selingkuh,,” “akkhh,,, ngga,,, aku ngga boleh berfikir seperti itu,, “
Tetesan air mata membanjiri pipi Rasti lagi, dia tak kuasa menahan kesedihanya, Putra kini tlah menghilang begitu saja tanpa kabar satupun , kini Rasti baru sadar Putra udah ninggalin dia gitu aja, tanpa ada kata putus, tanpa ba-bi-bu,, Putra ninggalin Rasti gitu aja, hati cewe mana yang ngga sakit bila di perlakukan seperti itu sama cowo , inilah yang lagi di alamin sama Rasti, kini hari-harinya terasa hampa, tubuh rasti lemas dan lemah tak berdaya, dia pun baru sadar dan menyesali apa yang telah ia perbuat.
“aku emang bego n tolol kenapa dulu aku mau nerima cintanya, n nurutin semua kemauanya” , rasti begitu menyesali perbuatanya, dia telah di perbudak oleh cinta buta yang semu dan palsu.
Waktu terus berlalu,, tetapi bayangan putra masih menyelinap dari pandangan Rasti,, dia belum siap jika harus melihat Putra bersama cewe lain , dia masih cinta and sayang banget ama Putra.
Rasti mencoba melupakanya dan bersyukur karena dia belum kehilangan satu-satunya yang dia miliki, hampir saja Putra merusak masa depanya, meski hati terasa pedih karena luka cinta, tetapi Rasti mencoba tegar ngadepin semua itu,, dia yakin setelah kepedihan and kesedihan ini berakhir pasti akan ada kebahagiaan yaitu cinta baru yang mampu menghapus lukanya.
INGAT CINTA BUKAN NAFSU
Gendhis savindra. Diberdayakan oleh Blogger.