Senin, 15 Desember 2014

on 1 comment

DISASTER IN LANDSLIDES BANJARNEGARA

BOJONEGORO: This I can videotape second last second occurrence of landslides very horrified,they might be in banjarnegara.

surprised confused, panicked like this sorry ni I saw the tape to cry while writing, I hope all my relatives afflicted always given patience, now all we can take lessons from all the calamities that come do not have to blame anyone -who, which needs to be in question is: why did the accident came.

Also the nature of life, before Humans were created in the world of nature had already created god, sent down to earth man is a "khalifa" or leader in the sense of a leader here is to keep all the ecosystems that exist in this world in order to balance, Because balance is the essence of the life.

We're talking about nature, nature may already reluctant friendly to us, Why? Maybe we were not paying attention to the preservation of balance in nature itself, the geographic area in Indonesia was in the area of hills and many trees we cut down indiscriminately in times of drought and forgot to plant back and finally erupted when the rains come no rain water which carries the discharge of material from the top of the hill there was nothing that could mengcuver with well.Maybe it our own fault ..

Disaster in banjarnegara sympathy from various institutions, from ordinary people to join the military self-sufficient mutual aid assist rescue teams in the search for victims of the victims who might still be buried in the avalanche ..

MARINES: Task Force led by Marine Lt. Col. M Bambang Moon has left the affected areas on Saturday (December 13, 2014) at 22:00 pm and Sunday (December 14, 2014) morning has come, "said The head of Public Information (Kasubdispenum) Navy Information Office (Dispenal ) Col (P) Suradi Supreme Slamet in description.

Marine Task Force had a magnitude of 122 personnel consisting of one company with the support of the team Taifib and a number of support equipment for the handling of victims at the site of the landslide The

material involved:

2 Hino Trucks, Ford Ranger
1 ambulance
1 PK
1 PAL RESCUE
1 field kitchen
4 Furnaces for cooking
8 tent
1 doctor
15 nurses
1 heavy equipment, communication SSB
25 HT
7 Firearms
5 gun.

In addition, Army Navy also has deployed a platoon of the naval base (the Navy Base) Cilacap and one platoon of naval base Cirebon, "said Suradi. Until last night, the joint team has found 39 deaths were buried by landslides in Jemblung Hamlet, Village Sampang, District Karangkobar, Banjarnegara.search for victims is still underway....continue to next news?.

Sabtu, 06 Desember 2014

on 1 comment

PERLUKAH ISTRI CANTIK

Rachma "wanita sholehah"
Ini ada pertannyaan bagi semua kaum adam "Perlukan istri itu cantik",mungkin ada orang yang masih bertannya seperti itu biarpun tak secara langsung pada suatu Forum pasti setidaknya dalam hati seoirang pria atau seorang suami.
bicara kencantikan seorang wanita, seorang laki-laki jangan tergoda karena paras yang cantik/wajah/lahirnya dan seorang laki laki harus bisa menbedakan  antara "kecantikan jasmani dan kecantikan rohani"
karena banyak seorang laki laki banyak terjebak oleh kemolekan seorang wanita

Wanita cantik memang relatif, tapi kalau jelek itu mutlak!” Demikianlah bunyi sebuah joke klise yang tidak tepat alias ngawur. Lho, kok ngawur? Ya, sebab pada dasarnya segala yang Allah ciptakan itu bagus dan indah. Allah ta'aala berfirman:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ

“Dialah yang membaguskan segala sesuatu yang Dia ciptakan.” (QS. As-Sajdah [32]: 7)

Nabi ` bersabda:

كُلُّ خَلْقِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَسَنٌ

“Segala ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla itu indah.” [Riwayat Ahmad dan ath-Thabrāni, serta dinyatakan valid oleh Syaikh al-Albāni]

Hanya saja, keindahan fisik yang Allah berikan kepada masing-masing individu itu beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Keanekaragaman dan tingkatan itulah yang kemudian didefinisikan sebagai jelek, cantik atau tampan.

Tipe dan model yang begini disebut sebagai cantik, dan model yang begitu disebut jelek. Pada dasarnya, yang demikian itu hanyalah diversifikasi dan pembedaan bentuk.

Bayangkan sekiranya seluruh manusia itu memiliki wajah dan postur yang sama. Repot kan?
Adalah fithrah manusia untuk menyukai segala hal yang indah. Karena itu, merupakan hal yang lumrah apabila seorang lelaki mencari wanita yang menurutnya indah atau cantik.

Terkadang kita jumpai sikap berlebihan (ghuluww atau ifrāth) di kalangan sebagian aktivis, bahwa seolah-olah menjadikan kecantikan sebagai salah satu parameter dalam memilih pasangan hidup merupakan ‘dosa’ atau perbuatan tercela.

Sebagian mereka juga ‘pasrah’ begitu saja apabila dijodohkan oleh pembimbing agama mereka (murabbi). Sikap semacam ini tentu saja bukan merupakan sikap yang tepat atau harus dilakukan. Sayangnya, ini masih cukup sering terjadi.

Sesungguhnya Islam adalah agama yang mudah (yusr) dan toleran (samhah). Islam mengakomodir keinginan dan kebutuhan manusia. Hanya saja, Islam memberi batasan dan aturan dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan tersebut, untuk mencegah terbukanya pintu-pintu kerusakan.

Islam mengakomodir fithrah dan naluri manusia untuk menyukai lawan jenisnya. Karena itu Islam membolehkan bahkan menganjurkan menikah, serta menafikan dan melarang sikap membujang (tabattul). Namun, di sisi lain, Islam mengecam keras perbuatan zina, yang mengakibatkan hancurnya tatanan sosial dalam masyarakat.

Demikian pula halnya dalam memilih pasangan hidup. Islam mengakomodir apabila seorang pria membutuhkan wanita cantik sebagai pendamping hidupnya, selama proses yang dijalankan tidak bertentangan dengan syariah.

Jika seseorang suka makan gado-gado dan tidak suka makan bakso, maka jangan dipaksa untuk makan bakso, bukankah begitu?
Pemaksaan ‘selera’ dalam kehidupan rumah tangga dampaknya bisa sangat fatal, yaitu berupa ketidakharmonisan hubungan suami istri dan lain-lain. Sebagian orang menyatakan bahwa rumah tangga yang tidak harmonis termasuk ‘neraka dunia’.

Sayangnya, ada muslimah yang kurang menyadari hal-hal tersebut. Jika ada ikhwān melakukan nazhar (melihat calon pasangan) dalam proses ta`āruf (saling mengenal sebelum pernikahan) lalu proses tersebut gagal karena sang muslimah dinilai belum memenuhi kriteria secara fisik, maka jadilah si ikhwān jadi bahan celaan.

Padahal, seharusnya si akhwat tersebut berlapang dada. Sebab, jika proses tersebut dipaksakan berlanjut ke jenjang pernikahan, maka besar kemungkinan akan terjadi ketidakharmonisan dalam rumah tangga, yang dapat berbuntut perceraian.

Meskipun demikian, sikap semata-mata mencari kecantikan (beauty oriented) juga kurang tepat. Sebab, sekedar pasangan cantik tidak menjanjikan kebahagiaan. Faktor paling krusial dalam kebahagiaan rumah tangga adalah akhlak dan keshalihan dalam beragama. Ini adalah realitas yang tidak akan dipungkiri oleh mereka yang telah mengecap kehidupan rumah tangga.

Dari Abū Hurairah, Nabi ` bersabda,

تُنْكَحُ المَرْأةُ لأَرْبَعِ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وجَمَالِهَا ولِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذاتِ الدين تَرِبَتْ يَدَاك

“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena martabatnya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah engkau mendapat wanita yang baik agamanya agar engkau beruntung dan tidak merugi.” [Riwayat al-Bukhāri.]

Ada dua pendapat di kalangan ulama dalam memahami hadits ini:
Pendapat Pertama: Hadits ini menunjukan bahwa seorang pria dianjurkan/disunnahkan untuk mencari istri dengan memperhatikan empat kriteria tersebut (harta, martabat, kecantikan dan agama).

Ini adalah pendapat yang dipilih oleh al-Hāfizh Ibn Hajar. Beliau berkata, “Sabda Nabi `: ‘karena kecantikannya‘ merupakan dalil bahwa dianjurkan untuk menikahi wanita yang jelita.

Kecuali jika terjadi kontradiksi antara wanita yang cantik jelita namun tidak shalih dan wanita yang shalih namun tidak cantik jelita (maka diutamakan yang shalih meskipun tidak cantik). Jika keduanya sama dalam hal keshalihan maka yang cantik jelita lebih utama (untuk dinikahi)….” [Lihat al-Fath, vol. IX, hal. 135].

Pendapat Kedua: Hadits tersebut hanya menyebut realitas yang terjadi di masyarakat, bahwa wanita dinikahi karena empat kriteria tadi. Dan kriteria yang dianjurkan dalam menikahi wanita hanyalah karena kebaikan agamanya.

Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Imam an-Nawawi. [Lihat al-Minhāj Syarh Shahīh Muslim Ibn al-Hajjāj, vol. X, hal. 51-52. Pendapat ini telah diisyaratkan oleh asy-Syaukani dalam an-Nail vol. IX, hal. 234.]

Imam Ibn Qudāmah berkata, “Hendaklah ia memilih wanita yang cantik jelita agar hatinya lebih tentram serta ia bisa lebih menundukkan pandangannya dan kecintaannya (mawaddah) kepadanya akan semakin sempurna.

Karena itulah disyari’atkan nazhar (melihat calon istri) sebelum dinikahi. Diriwayatkan dari Abū Bakr Ibn Muhammad Ibn `Amr Ibn Hazm dari

Rasulullah `, bahwa beliau bersabda,

إِنَّمَا النِّسَاءُ لُعَبٌ فَإِذَا اتَّخَذَ أَحَدُكُمْ لُعْبَةً فَلْيَسْتَحْسِنْهَا

“Para wanita itu ibarat mainan, maka jika salah seorang dari kalian hendak mengambil sebuah mainan maka hendaknya ia memilih mainan yang baik (yang cantik).” [Hadits ini dinyatakan tidak valid oleh Syaikh al-Albāni dalam adh-Dha’īfah no. 462. Lihat al-Mughnī vol. VII, hal. 82.]

Imam al-Munāwi berkata, “Jika pernikahan disebabkan dorongan kecantikan maka pernikahan ini akan lebih langgeng dibandingkan jika yang mendorong pernikahan tersebut adalah harta sang wanita, karena kecantikan adalah sifat yang senantiasa ada pada sang wanita adapun kekayaan adalah sifat bisa (lebih mudah) hilang dari sang wanita.”

Namun, sebagian Salaf tidak suka untuk menikahi wanita yang terlalu cantik. Imam al-Munāwi berkata, “Salaf membenci wanita yang terlalu cantik karena hal itu (dapat) menimbulkan sikap kesewenangan pada diri wanita, yang akhirnya mengantarkannya kepada sikap perendahan sang pria.”[Faidhu'l Qadīrvol. III, hal. 271.]

Ada hadits yang menunjukan larangan menikahi wanita karena motivasi selain agama. Dari Abdu’Llah Ibn `Amr, Nabi ` bersabda

لاَ تُنكِحوا النساءَ لِحُسْنِهن فَلَعَلَّهُ يُرْدِيْهِنَّ، ولا لِمَالِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُطْغِيْهِنَّ وانكحوهن

للدين. وَلَأَمَةٌ سوداء خَرْمَاءُ ذاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

“Janganlah kalian menikahi para wanita karena kecantikan. Sebab bisa jadi kecantikan menjerumuskan mereka dalam kebinasaan. Dan janganlah kalian menikahi para wanita karena harta, karena bisa jadi harta menjadikan mereka berbuat hal-hal yang melampaui batas.

Namun nikahilah para wanita karena agama mereka. Sesungguhnya seorang budak wanita yang hitam dan terpotong sebagian hidungnya dan dengan telinga yang berlubang namun agamanya baik itu lebih baik (untuk dinikahi).” [Riwayat Ibn Mājah, al-Bazzār dan al-Baihaqi.]

Namun hadits ini tidak valid, tidak dapat dijadikan hujjah. [Sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh al-Albāni dalam adh-Dha’īfah vol. III, hal. 172, dan Dhaī'fu'l Jāmi` no. 6216.]

Penting untuk diperhatikan, sebaiknya seorang pria menanyakan atau mencari tahu tentang kecantikan calon istri sebelum agamanya. Imam Ahmad berkata, “Jika seseorang ingin meminang seorang wanita maka hendaklah yang pertama kali ia tanyakan adalah kecantikannya.

Jika dipuji kecantikannya maka ia bertanya tentang agamanya. Jika kecantikannya tidak dipuji maka ia menolak wanita tersebut bukan karena agamanya namun karena kecantikannya.” [Syarh Muntahā'lIradāt, vol. II, hal. 623.]

Perkataan Imam Ahmad tersebut menunjukan tingginya fiqh dan pemahaman beliau. Sebab jika yang pertama kali ditanyakan adalah tentang agama si wanita, lalu dikabarkan kepadanya bahwa yang bersangkutan adalah wanita yang shalih, akan tetapi kemudian setelah dilihat ternyata secara fisik si wanita jauh di bawah harapan si pria, sehingga ia tidak jadi menikahi wanita tersebut, maka berarti si pria telah meninggalkan wanita tersebut padahal ia telah mengetahui bahwa wanita itu adalah wanita yang shalih.

Namun sekali lagi penting untuk ditekankan bahwa kecantikan adalah hal yang relatif. (Ingat joke di awal tulisan?) Terkadang seorang wanita sangat cantik menurut pria tertentu, namun ternyata tidak demikian menurut pria yang lain. Di samping itu, kriteria akhlak dan keshalihan agama lebih penting untuk ditekankan.

Ada saudara kita yang berumah tangga dan telah dikaruniai anak. Istrinya cantik. Keturunan Arab. Konon, adalah yang paling cantik di daerahnya dan menjadi idaman para pemuda di lingkungannya. Saudara kita ini merasa bangga bisa mendapatkannya. Namun, pada suatu perbincangan dia bertutur memberikan wejangan. Kira-kira demikian inti

ceritanya:
“Kita memang harus percaya dengan hadits Nabi ` tentang dinikahinya wanita karena empat perkara. Benarlah anjuran untuk wanita karena agamanya. Sungguh kecantikan istri kita itu akan memudar atau kita akan merasa terbiasa, bahkan mungkin kita bosan. Setiap saat, setiap hari, kita melihat dan berjumpa dengannya.

Akibatnya, kecantikan yang dulu terasa istimewa itu menjadi biasa. Bahkan, tak jarang kita akan melihat bahwa wanita lain terasa jauh lebih cantik darinya. Belakangan ini kami sering bertengkar, terutama ketika ia diingatkan tentang perkara agama. Maka, berusahalah untuk mencari istri yang baik dari sisi agamanya, niscaya akan datang ketenangan dan kebaikan dalam rumah tangga.”

Kemudian saudara kita tersebut menuturkan kisah salah seorang sahabatnya yang dikenalkan kepada kebenaran oleh istrinya. Dia begitu setia mengajari dan senantiasa melayani dengan tulus serta ikhlas untuk mengabdi pada sang suami, sehingga tiba suatu masa di mana si istri sampai mengatakan, “Silakan jika ingin ta’addud (poligami). Bila perlu akan saya bantu untuk mencarikan.”

Ternyata, si suami sama sekali tidak tertarik, karena merasa istri tercintanya tersebut sudah demikian istimewa, sedangkan belum tentu ia akan mendapatkan yang semisal dari istri kedua.

Walhasil, mencari istri cantik itu perlu. Tapi jangan lengah terhadap kriteria lain yang lebih utama, yakni keshalihan dan agama. Kata orang: Kita sedang mencari teman hidup, bukan teman tidur. Menikah itu ‘bersenyawa’, bukan sekedar bersetubuh.

Pada diri manusia ada dua kebutuhan yang harus terpenuhi. Kebutuhan lahir dan kebutuhan batin. Menurut saya, kecantikan itu lebih terkait dengan pemenuhan kebutuhan lahir, sedangkan keshalihan itu lebih terkait dengan pemenuhan kebutuhan batin.

Selanjutnya, kecantikan yang lebih bersifat lahir itu erat kaitannya dengan nafsu, sementara keshalihan yang lebih bersifat batin itu erat kaitannya dengan cinta dan kasih sayang. Idealnya, kebutuhan lahir dan batin, cinta dan nafsu, terkumpul dalam diri satu orang yang bernama ‘istri’.

Banyak hal yang kita tidak terduga di dunia ini maka kita di perintah untuk saling silaturahmi dengan saudara saudara kita yang lain.untuk para akhy dan ukhty silahkan klick artikel lainnya di sini.

Jumat, 05 Desember 2014

on 1 comment

SAMIN SURO SENTIKO (2)


Bojonegoro:Yap, kita lanjutkan bahasan soal kisah(kelompok) yang biasa kita menyebutnya WONG SAMIN(aliran samin)ok kita lanjut sambungan artikel terdahulu..Indonesia/ Bumi Nusantara (Jawa) lama sekali dijajah oleh Belanda, sejak sebelum perang Diponegoro yang berakhir tahun 1830. Waktu itu di Jawa Timur ada Kabupaten yang Besar yaitu Sumoroto yang termasuk wilayah Tulungagung.

Bupati Sumoroto yang disebut pangeran saat itu adalah Raden Mas Adipati Brotodiningrat yang berkuasa tahun 1802-1826.

Urut-urutan yang pernah berkuasa di Sumoroto adalah sebagai berikut:

1.        Raden Mas Tumenggung Prawirodirdjo, tahun 1746-1751.
2.        Raden Mas Tumenggung Somonegoro, tahun 1751-1772.
3.        Raden Mas Adipati Brotodirdjo, tahun 1772-1802.
4.        Raden Mas Adipati Brotodiningrat, tahun 1802-1826.

Gelar pangeran para penguasa tersebut merupakan pemberian Pemerintahan Hindia Belanda. RM Dipati Brotodiningrat juga mempunyai sebutan Pangeran Kusumaningayu, yang mengandung arti “ orang ningrat yang mendapat anugerah wahyu kerajaan untuk memimpin negara”.

RM Adipati Brotodiningrat mempunyai 2 (dua) anak yaitu:

1.        Raden Ronggowirjodiningrat
2.        Raden Surowidjojo

Raden Ronggowirjodiningrat berkuasa di Tulungagung sebagai Bupati  - Wedono pada tahun 1826 – 1844, yang diawasi Belanda dan wilayahnya semakin sempit.

Raden Surowidjojo bukan bendoro Raden Mas, tetpi cukup Raden Aryo, menurut kebiasaan orang-orang Jawa Timur. Raden Surowidjojo memiliki “kemuliaan dan kewibawaan yang besar”.

Menurut lingkungan ningrat Jawa, Raden Surowidjojo adalah nama tua, sedang nama kecilnya adalah Raden Surosentiko atau Suratmoko yang memakai julukanSAMIN yang artinya “ SAMi- SAMI AMIN” atau dengan arti lain bila semua setuju dianggap sah karena mendapat dukungan rakyat banyak.

Raden Surowidjojo sejak kecil di didik oleh orang tuanya Pangeran Kusumaningayu di lingkungan kerajaan dengan dibekali ilmu yang berguna, keprihatinan, tapa brata dan lainnya dengan maksud agar mulia hidupnya.

Namun Raden Surowidjojo tidak suka karena tahu bahwa rakyat sengsara,
dihisap dan dijajah bangsa Belanda. Selanjutnya R. Surowidjojo pergi dari Kabupaten hingga terjerumus dalam kenakalan, bromocorah, merampok, mabuk, madat dan lain-lain.

R. Surowidjojo sering merampok orang kaya yang menjadi antek(kaki tangan) Belanda. Hasil rampokan tersebut dibagi-bagikan kepada orang yang miskin, sedang sisanya digunakan untuk mendirikan kelompok/gerombolan pemuda yang dinamakan “Tiyang Sami Amin” tepatnya pada tahun 1840. nama kelompok tersebut diambil dari nama kecil Raden Surowidjojo yaitu Samin.

Sejak tahun 1840 nama Samin dikenal oleh masyarakat, sebab kelompok tersebut adalah kelompok orang berandalan, rampok. Namun ajaran tersebut bila dirasakan memang baik, karena ajaran tersebut dilakukan untuk menolong orang miskin, mempunyai rasa belas kasihan kepada sesama manusia yang sangat membutuhkan. Hal ini merupakan tingkah laku dan perbuatan yang baik.

“Tiyang Sami Amin “ memberi pelajaran kepada anak buahnya mengenai kanuragan, olah budi, cara berperang dengan melalui tulisan huruf Jawa yang dirancang menjadi sekar macapat dalam tembang Pucung.

“ Golong manggung, ora srambah ora suwung,
Kiate nang glanggang, lelatu sedah mijeni,
Ora tanggung, yen lena kumerut pega,
Naleng kadang, kadhi paran salang sandhung,
Tetege mrng ingwang, jumeneng kalawan rajas,
Lamun ginggang sireku umajing probo”.

Yang artinya adalah salah satunya yang utuh, tidak dijarah dan tidak sepi, tetapi kuat dalam perang seperti kobaran api yang mengudang datangnya badan, tidak tahu apabila nantinya kejayaan tersebut akan hilang bersama asap.

Hati tidak luntur seperti apa kira-kira datangnya kesulitan meski begitu terus kepada aku juga larinya. Oleh sebab itu kamu dan aku tidak dapat berpisah, karena kamu dan aku akan menjadi satu dalam kebenaran.

Raden Surowidjojo melakukan penjarahan ke daerah yang lebih luas sampai tepi bengawan solo. Di sana semakin banyak anak buahnya, daerah yang dijarahnya yaitu Kanor, Rajekwesi dan akhirnya menyusahkan Gupermen.

Tahun 1859 lahirlah Raden Kohar di Desa Ploso, Kabupaten Bloro cucu dari Pangeran Kusumaningayu/ Raden Mas Adipati Brotodiningrat Bupati Sumoroto. Raden Kohar ini putra dari Raden Surowidjojo.

Raden Surowidjojo merasa kecewa sampai generasi Raden Kohar karena banyak orang yang sengsara. Disini banyak orang yang bertanggung jawab terhadap milik pribadi hingga harus berkorban jiwa tetapi ditarik pajak oleh Belanada hingga dipukuli dan dihajar seperti hewan.

Pada saat itu Raden Surowidjojo menghilang tah tahu kemana, sehingga Raden Kohar hidupnya morat-marit tanpa harta benda. Akhirnya Raden Kohar menyusun strategi baru untuk meneruskan ajaran ayahnya untuk mendirikan Kerajaan. Raden Surowidjojo dinamakan Samin Sepuh, begitu juga Raden Kohar memakai sebutan Samin Surosentiko atau Samin Anom.

Raden Kohar (Samin Surosentiko) setelah memiliki gagasan yang baik mendekati masyarakat mengadakan perkumpulan di Balai Desa atau lapangan. Semakin lama temannya semakin banyak, karena mereka tahu bahwa gagasan Ki Samin Surosentiko adalah baik. Gagasan yang diumumkan adalah kerajaan Amartapura dengan rajanya Prabu Darmokusumo atau Puntodewo, raja titisan Dewa Darmo, dewa kebaikan.

Tanggal 7 Pebruari 1889, rabu malam kamis mengumpulkan masyarakat di lapangan Bapangan. Pidatonya sebagai berikut:
“ Cur temah eling bilih siro kabeh horak sanes turun Pandowo, lan huwis nyipati kabrakalan krandah Mojopahit sakeng bakrage wadyo musuh. Mulo sakuwit biyen kolo niro Puntodewa titip tanah Jawa marang hing Sunan Kalijogo. Hiku maklumat tuwilo kajantoko”.

Pidato tersebut diucapkan dalam bahasa Bloro campur Bojonegoro. Ki

Samin mengingatkan tiga perkara yaitu:

Pertama  : Orang Samin itu keturunan Satria Pandawa, Prabu Puntodewa, saudara tua yang bersedia menolong tanpa pamrih.
Kedua     : Di jaman Majopahit keturunan tersebut pernah di rusak  orang Demak yang mabuk kemenangan.
Ketiga     : Keturunan Pandawa di Majopahit sudah mengerti siapa yang  benar dan siapa yang salah.

Maka dari itu ketika dia tersiksa, Prabu Puntodewo muncul kembali di dunia, tepatnya di Demak dan menitipkan keselamatan orang Jawa kepada Sunah Kalijogo.

Tanggal 11 Juli 1901 malam Senin Pahing di lapangan Pangonan, desa Kasiman dengan diterangi ratusan obor, Ki Samin berbicara tentang kejatmikaan dengan sifat menang, madep, mantap yang dihubungkan dengan kekuatan badan dan mengingatkan masalah pikiran, hati yang tenang, ririh, ruruh, tajam memiliki kegunaan seperti yang dilakukan orang yang tapo broto.

Adapun pesan yang disampaikan adalah sebagai berikut:
“ Lan lakuniro seputat-seputat nastyasih kukuluwng. Lagangan harah kadyatmikan cawul haneng pambudi malatkung. Sing dingin, hakarso adyatmiko tanpo lih.

Dwinyo maneges tapi hakarep tumiyang. Katri nempuh gendholan batin, ngarah arah. Catur mangeran ayun luwih dening tatasnyo ngadil myang pencang mangkin, sumarah renggep hatikel patuh”.

Pesan dengan bahasa Jawa Kuno tersebut dicampur dengan sedikit bahasa Kawi seperti halnya wejangan, agar masyarakat senang menanggapinya.

Itulah yang dikerjakan Ki Samin.
Ajaran Ki Samin mengenai Kejatmikaan atau ilmu untuk jiwa dan raga,

jasmani dan rohani mengandung 5 (lima) saran yaitu:

1.        Jatmiko kehendak yang didasari usaha pengendalian diri.
2.        Jatmiko dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghormati sesama makhluk Tuhan.
3.        Jatmiko dalam mawas diri, melihat batin sendiri setiap saat, dapat menyelaraskan dengan lingkungan.
4.        Jatmiko dalam menghadapi bencana/bahaya yang merupakan cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa.
5.        Jatmiko untuk pegangan budi sejati.

Dalam pertemuan tersebut juga disampaikan bahwa ajaran kejatkikaan tersebut merupakan senjata yang paling baik dan memiliki khasiat yang ampuh, karena dalam kehidupan itu banyak godaan dari segala arah dan yang tidak aneh adalah yang berasal dari “Rogo Rapuh” sendiri.

Ki Samin mengerjakan anak buahnya harus pasrah, semeleh, sabar, narimo ing pandum seperti air telaga yang tidak bersuara.
Dalam perkumpulan, dalam memberi putunjuk Ki samin selalu menggunakan tulisan huruf Jawa yang disusun seperti halnya puisi, prosa, gancaran dan tembang mocopat. Seperti di bawah ini yang

berbentuk prosa:

“Jer ruh tumuruning tumus winwntu ing projo nalar, nalar wikan reh kasudarman, hayu ruwuyen badra, nukti-nuting lagon wirana natyeng kewuh, saka angganingrat”.

Sifat-sifat yang diajarkan selalu menggunakan pertimbangan logika (akal sehat) antara kewaspadaan dan kebijaksanaan dalam menjalani hidup seperti menyusun gending. Perbuatan yang dapat mengatasi hambatan hidup adalah apa saja yang kita bawa dalam menjalani hidup di dunia.
Salah satu pegangan / pedoman Ki Samin dirancang dalam tembang pangkur.

“ Soho malih dadya gaman, anggegulang gelunganing pambudi, polokrami nguwah mangun memangun treping widyo, kasampar kasandung dugi prayogantuk, ambudya atmaja tama, mugi-mugi dadya kanti”.

Yang artinya: juga menjadi senjata untuk melatik letajaman budi, bisa melalui perkawinan yang menghasilkan kesanggupan yaitu kegunaan denagn ilmu yang luhur/baik, karena dalam perkawinan itu kita jatuh bangun dalam berupaya mencari “cukup” terlebih lagi dalam mengusahakan lahirnya anak cucu yang nantinya menjadi teman hidup.

Ki Samin memang tidak hanya mengerjakan ilmu kadigdayan tapi juga mengurusi masalah perkawinan atau hubungan antara pria dan wanita.
Tentang pedoman tingkah laku kehidupan tertulis dalam tembang dandang gulo.

“Pramila sesama kang dumadi, mikani ren papanng sujana, sajogo tulus pikukuhe, angrengga jagat agung, lelantaran mangun sukapti, limpade kang sukarso, wisaha anggayun, suko bukamring prajaning wang, pananduring mukti kapti amiranti dilalah kandiling setya”.

Yang artinya adalah kepada sesama makhluk hidup, dengan cara memahami kehidupan masing-masing, sebaiknya tulus. Cara yang dilakukan adalah memelihara dunia yang besar dengan membuktikan kepercayaan, mengutamakan      kelincahan      dan     kemampuan,    sering    dibuktikan, tidak lain yaitu menanam kebaikan.

Masih banyak ajaran Ki Samin yang lain yaitu seperti buku primbon yang memuat petunjuk untuk orang hidup tentang kepercayaan terhadap Tuhan yang menciptakan dunia, tingkah laku dan sifat-sifat orang hidup, misalnya buku “Punjer Kawitan, Serat Pikukuh Kesejaten, Serat Uri-uri Pambudi dan Jati Sawit.

Ki Samin dalam mengajar untuk membangun manusia seutuhnya seperti di atas tersebut, membuktikan bahwa dia memiliki pengetahuan kebudayaan dan lingkungan.

Andalan Ki Samin adalah Kitab Jamus Kalimosodo yang di tulis oleh Kyai Surowidjojo atau Samin Sepuh. Terlebih lagi pribadi Ki Samin Sepuh juga terdapat dalam Kitab tersebut.

Kitab Jamus Kalimosodo ditulis dengan bahasa Jawa baru yang berbentuk prosa, puisi, ganjaran, serat mocopat seperti tembang-tembang yang telah ditulis di atas yang isinya bermacam-macam ilmu yang berguna yang saat sekarang ini banyak disimpan sesepuh Masyarakat Samin yang berada di Tapelan (Bojonegoro), Kropoduwur (Blora), Kutuk (Kudus), Gunung Segara (Brebes), Kandangan (Pati) dan Tlaga Anyar (Lamongan) yang berbentuk lembaran tulisan huruf Jawa yang dipelihara dengan baik.

Ki Samin Surosentiko memnag nekat ingin memperlihatkan gagasannya, ingin mengusir bangsa Belanda secara Halus ingin punya negara yang tentram.

Ki Samin Surosentiko? Samin Anom hidup seperti halnya rakyat kecil. Setelah banyak mendapat pengikut menyiapkan Desa Plosodiren sebagai pusat pemberontakan.

Daerah Kekuasaan Ki Samin Surosentiko sudah semakin luas hingga desa-desa lain. Pada suatu hari masyarakat Desa Tapelan, Ploso dan juga Tanjungsari mengangkat Ki Samin menjadi Raja dengan gelar “Prabu Panembahan Suryongalam” yang dapat menerangi orang sedunia dan yang diangkat sebagai patih merangkap senopati, kamituwo (Kepala Dusun) Bapangan yang diberi gelar “Suryo Ngalogo” yang mengajarkan tentang perang. Ini membuktikan bahwa orang Jawa/pribumi dengan sah memiliki tekad yang utuh berjuang secara tenang (halus).

Ki Samin Surosentiko dalam menentang penjajah dapat dilihat dalam bermacam-macam cara. Bila kita melihat bagaimana  perbuatan  orang-orang
pemerintahan Belanda yang hendak menghabiskan warga Samin yang waktu
itu tersebar di Bloro, Bojonegoro, Pati dan Kudus yang paling banyak di Desa Tapelan Kecamatan Ngraho Bojonegoro.

Namun Ki Samin Surosentiko tidak khawatir berjuang namun kelihatan diam sepertinya dia melawan tanpa perang. Cara yang dipakai melawan hanyalah menolak membayar pajak, menolak menyumbang tenaga untuk pemerintahan Belanda, membantah terhadap peraturan dan dia mendewakan dirinya sendiri seperti halnya titisan dewa yang suci.

Empat puluh hari sebelum tanggal 8 November 1907 Ki Samin Surosentiko mewisuda dirinya menjadi Raja Tanah Jawa kemudian dia ditangkap pemerintah. “

Ki Samin kitab iro durung tumanem aneng kalbu” yang maksudnya KI Samin kitab andalanmu belum tertanam dalam hati sanubari demikian kata Raden Pranolo. “Ndoro Siten” yaitu Asisten Belanda. Randublatung waktu mengetahui wujud Ki Samin yang lemas, tangan dirantai, rambut digundul seperti tahanan, memakai celana hitam lusuh yang menempel dibadannya yang lemah.

Siang harinya Ki Samin Surosentiko dihadapkan “Ndoro Siten Di Ngasistenan setelah semalam sebelumnya ditahan di bekas tobong (tempat pembakaran gamping) tidak jauh dari situ. Ki Samin Surosentiko ditangkap setelah gagal mencoba melawan agen polisi yang mengepung Balai Desa Ploso.

Cerita beliau menjadi Raja Tanah Jawa sudah tamat namun sesepuh di Desa lain yang memiliki kewibawaan dan gagasan nyata masih mengakuinya hingga sekarang.

Di hadapan “Ndoro Siten Polisi” utusan khusus kontrolir dari Bloro juga tim pemeriksa lainnya. Siang hari yang panas KI Samin Surosentiko nampak kecil tidak lebih dari tahanan seperti pencuri kelas kakap yang berani menjalankan aksi perlawanan terhadap “Kanjeng Gupermen”.

Hukuman yang jelas akan dirasakan yaitu di buang di Nusa Kambangan, namun bila ada yang memberatkannya maka Sawahlunto tempatnya.
Ki Samin Surosentiko meninggal di tahanan Sawahlunto tahun 1914.

 Kitab Serat Jamus Kalimosodo disita penguasa demikian juga kitab Pandom Kehidupan. Orang-orang Samin tidak lepas dari penyitaan/perampasan polisi.

Konon selama dalam tahanan di Sumatra Ki Samin Surosentiko yang nama  aslinya  Raden Kohar diminta  supaya  menulis wasiat untuk warganya
yang di Jawa. “Metrum Duduk Wuloh” merupakan salah satu wasiat Ki Samin Surosentiko.

“Nagaranto, niskolo kandugo arum hapraja mulwikang gati, gen ngaup miwah samungku, nuriya hanggemi ilmu rukunarga tan kana blekuthu”.

Agak sulit untuk mengartikannya namun disini kami akan mencoba mengartikannya sedapat mugkin yaitu sebuah negara bisa kuat bila mempunyai peranan penting yang dapat menentukan peraturan dunia, kalaupun unsur pemerintah salah satunya adalah kelompok yang membuktikan kebijaksanaan dan menghormati kepercayaan para leluhur.

Harus diingat sejarah yang membuat dan memelihara ilmu pengetahuan. Kalau bisa nantinya rakyat dapat rukun bahagia, tidak ada permusuhan antar sesama manusia.

Melihat pengalaman di atas jelaslah ajaran Ki Samin juga membuktikan “Ageman Keprajan” yang  mengajarkan politik pemerintahan meskipun sangat sederhana.

Misalkan Ki Samin Surosentiko tidak cepat ditangkap dan dibuang di Sawahlunto, kita yakin ajaran-ajarannya dapat menjadi bekal yang baik. Mengingat Ki Samin sendiri belum sempat berpamitan kepada rakyatnya dia keburu di buang pemerintah Belanda karena dia secara terus terang mendirikan kerajaan dan memiliki gagasan membangun negara asli peribumi tanpa campur tangan orang kulit putih.

AJI PAMELING

Cerita Ki Samin Surosentiko menjadi Raja Tanah Jawa sudah habis, karena dia ditangkap Belanda namun warganya (pengikutnya) masih banyak yang berada di desa-desa. Oleh karena itu tidak aneh jika pemerintah Belanda masih ingin menghabiskan warga Samin, karena mereka masih tetap membantah pemerintah.

Ki Samin Surosentiko selama dalam hukuman meninggalkan putra 2 (dua) orang yang bernama Karto Kemis dan Saniyah. Saniyah disni dinikahi oleh Suro Kidin.

Semakin lama perbuatan orang-orang Belanda makin menjengkelkan bersumpah bahwa orang Samin akan dihabiskan semua. Orang Samin bingung mencari cara bagaimana memberantas orang Belanda.

Tahun 1939 pada suatu hari Ki Suro Kidin (menantu Ki Surosentiko) bersemedi.  Dalam  semedinya  tersebut  Ki  Suro  Kidin  mendapat  wangsit
(Paweling/wisik) yang oleh orang Samin dinamakan “Aji Pameling” yang isinya supaya Ki Suro Kidin mengebur “ Sendang Lanang /Sendang Malaikat”. Setelah dikebur yang ada hanya “suara para lelembut” yang bunyinya adalah

sebagai berikut :

“Jangan khawatir aku akan membantu kamu untuk mengusir Belanda, hanya syaratnya berat. Aku akan mencari “Jago Trondol” dari timur laut untuk sarana kamu merdeka. “Jago Trondol” juga akan menjajah, malah lebih kejam. Menghabiskan semuanya. “Larang sandang, larang pangan” itu sarananya.

Oleh karena itu kamu lekas pulang beritahu anak cucumu agar “cawis uyah karo nandur kapas” (menyediakan garam dan menanam kapas) karena akan terjadi larang sandang lan larang pangan ( mahal pakaian dan mahal makanan).

Ki Suro Kidin memiliki 8 (delapan) orang putra kandung dan seorang anak angkat yang bernama KAMIDIN atau SUROKARTO KAMIDIN dari desa Tapelan.

Surokarto Kamidin meskipun anak angkat namun dipercaya ayahnya Ki Suro Kidin. Oleh karena itu Aji Pameling diajarkan kepada Surokarto Kamidin supaya berkeliling ke seluruh Jawa Timur memberitahu anak cucunya supaya menanam kapas dan menyediakan garam karena akan sulit (mahal) pakaian dan makanan.

Tahun 1940 Ki Surokarto Kamidin berangkat berkeliling memberitahu anak cucunya di desa-desa. Karena KI Surokarto Kamidin cukup memberitahu sesepuh atau wakilnya supaya jangan drengki, srei, dahwen, kemeren.

Wakil-wakil Ki Surokarto Kamidin di Desa-desa :
- Cangaan              : Sodikormo
- Nglembu              : Somejo
- Sumberbening      : Wonoleksono, Rono Sono
- Ngganting            : Karso
- Wangkuk              : Jogoboyo
- Pondok                : Dengkol Sawiyo
- Kalirejo               : Pak Dapi
- Tapelan               : Pak Jugi
- Pelang                 : Kasiyo Rejo
- Caruban              : Joyo Lemah Ireng

Memang sungguh nyata setelah Ki Surokarto Kamidin berkeliling, tidak lama kemudian Nippon/ Jepang datang yang lebih ganas daripada Belanda.

Hingga semua yang dimiliki penduduk misalnya entong, irus, siwur disita atau dirampas. Dan yang paling dikhawatirkan hanya “Londo Mondolan” yang artinya orang peribumi yang menjadi kaki tangan Belanda/ Penjajah.

Jumat, 28 November 2014

on 1 comment

APA AKU BISA DI SEBUT MUJAHIDAH KAK

Untuk kali ini gendhis ingin mengajak akhwat akhwat semua untuk merenungi isi dari sebuah cerita di bawah ini,ambil sebagai sebuah insfirasi dan pelajaran dalam hal berbuat, terima kasih.,.,,.,.,,.,.,...(kisah nyata..)

Ada segores pedih saat ku ukir namamu dik…, Perih. Seakan ribuan belati menusuk ke hati, meninggalkan gumpalan sedih di lubang rasaku.. Penyesalan yang tak berujung, yang membuatku merutuki diri ini yang begitu ego diri. Allah…, Ampuni aku.. Adik, maafkan kakak….

Aku mengenalmu pertama kali ketika kami masih berpakaian putih abu-abu, dan berlanjurt di tingkat kuliah.

Aku masih teringat sinar matamu saat aku memasuki kelasmu, dan kamu mengajak kami dan teman-temanmu memanfaatkan waktu kalian di sela waktu luang dalam sebuah majlis ilmu. Kajian jum’at, yang rutin ku jalankan bersama teman-teman akhwatku di rohis.

Sayangnya, sepertinya teman-temanmu tidak begitu merespon, mereka lebih suka menghabiskan waktunya dengan bergosip dan hal-hal yang tidak bermanfaat, tapi kamu berbeda. Kamu terlihat istimewa.

Kamu datang, dengan wajah penuh riang. Dik, sampai sekarang aku masih ingat senyuman yang tak penah lepas dari wajahmu.

Senyuman yang dapat menghilangkan segala penat dan lelahku karena tugas-tugas yang menumpuk, program kerja di rohis yang begitu padat, rapat-rapat dan pertemuan yang begitu melelahkan.

Tapi kamu…, yah kamu tetap riang dan seolah mengajarkan kami kakak-kakakmu untuk tetap semangat dan menikmati dunia dengan riang.

Kamu semakin dekat pada kami, kamu begitu mudah menyerap segala pengetahuan yang kami berikan kepadamu. Kamu cerdas dik. Mungkin karena belajar dengan hati, kamu begitu mudah menerima kebaikan.

Kamu hanif dik, hatimu begitu lembut dengan kebenaran… Allahu akbar, aku malu dik saat menyadari betapa banyak kesombongan di hati ini, tak seperti kau yang sangat bersahaja.

Aku mulai menyadari, dirimu sangat berbeda dengan teman-temanmu. Kamu begitu dekat dengan kami, senior-seniormu, bahkan sangat manja, berbeda dengan teman-temanmu yang cukup segan kepada kami.

Tapi aku suka sifatmu dik, aku seolah memiliki adik baru. Kamu sangat perhatian pada kami, terutama padaku. Itu yang ku rasa dulu, setiap di sela jam istirahat, kamu pasti selalu membawa coklat untukku, dan berbisik padaku:

“Kak, jangan bilang sama kak iva yah, aku cuma kasih kakak. He he he.” Katamu dengan wajah penuh rahasia. Aku tertawa, menyambutnya juga dengan wajah tak kalah licik. Ha ha ha ( mb.iva mungkin kamu ingat itu…lucunya adik kita yang satu ini.

Tapi ternyata aku salah, kau melakukan hal yang sama pada mb.iva juga. Kami tertipu, tetapi kami tetap senang. Begitulah caramu membuat kami merasa begitu kamu cintai.

Allah, begitu banyaknya dia mengajari kami.Hari itu kamu mendatangiku, dengan wajah penuh semangat lebih dari biasanya. Kamu bertanya kepadaku:

“Kak, aku mau kayak kakak. Menutup aurat dengan sempurna.” Allahu Akbar ! aku menyambut dengan begitu bahagia. Aku sampaikan pada uphi, Hilda dan ade, serta akhwat-akhwat yang lainnya.

Mereka merespon dengan begitu bahagia. Kau memintaku menemanimu membeli kain, tentu saja aku mau. Subhanallah, bahagianya hatiku saat itu. Serasa tiada hari terindah melebihi ketika aku pergi bersamamu pada hari itu.

Beberapa hari kemudian kamu datang dengan wajah cemas. Katamu, keluargamu tidak senang dengan perubahanmu, bahkan mereka pernah menyembunyikan jilbabmu. Kamu pun kini ragu dengan pilihanmu.

Aku mencoba meyakinkanmu bahwa Allah lah sebaik-baik penolong. Tak ka nada yang bisa menyakitimu dalam lindungan-Nya. Kamu menangis.

Kemudian aku mengajakmu ke mushola. Kita shalat dhuha, dan selesai shalat kamu berkata mantap, “Aku mantap untuk memakainya kak.” Subhanallah, ya Allah, Engkau penguasa hati makhluk-Mu…

Keesokan harinya, kamu dengan jilbab lebarmu, dengan wajah yang sangat berbahagia. Aku memeluk dan menciummu dengan penuh sayang. Aku mencubit pipi tembemmu yang besemu merah, semua akhwat memelukmu dengan bahagia, ahlan wa sahlan yaa ukhti, semoga kamu terjaga dalam busana syar’i ini.

Kamu pun smakin dekat padaku, sangat perhatian pada kami smua, tak pernah seingatku kamu tak datang menjengukku setiap kali aku sakit. Kamu selalu datang walau dalam kondisi sangat lelah.. Dik, kakak sangat bangga padamu..

Kamu semakin aktif, semua amanah yang diberikan mampu kamu kerjakan dengan penuh semangat. Bahkan, rasanya tanpa kamu, kami sangat kerepotan. Kami sangat sayang padamu dik.

Tak terasa 2 tahun kebersamaan kita…. Aku lulus, dan harus meninggalkan kampus kita tercinta, meninggalkan rohis (Mahasiswa Pencinta -Mushallah Kerukunan Remaja Mushallah Aliyah) yang kami rintis dari awal dengan penuh perjuangan, akhwat-akhwatku, adik-adik mentorku, perjuangan kami. Aku harus meninggalkan mereka semua.

Termasuk kamu dik. Kamu menangis, kamu meminta kami agar tak meninggalkan kalian. Yah, kami berjanji akan lebih sering mengunjungi. Tak akan berhenti memperhatikanmu dan yang lain. Tapi, ternyata….

Semua hanya janji, kami masuk dalam lingkungan kampus, yang kesibukannya menumpuk, terlebih aku mengambil fakultas paling sibuk di antara semua fakultas yang ada… Aku tak menepati janji, aku ingkar padamu dik. Allah, ampuni aku…

Aku melupakanmu, aku mulai sibuk di lembaga dakwah kampusku, yang juga meminta perhatian yang sangat besar. Kuliah-kuliahku, lab-labku yang membuatku tak punya waktu untuk yang lain, termasuk padamu. Aku mulai melupakanmu, tapi kamu sering sekali menelponku.

Yah…telpon-telponmu dik.. .Allah, jika mengingat ini, sungguh penyesalanku seakan tak ada habisnya. Kamu begitu sering menelponku, menceritakan semua keadaan di SMU kita, tentang keluargamu yang semakin menentangmu, tentang saudaramu yang sangat membencimu, tentang tidak adanya orang yang mau mendengarkan seluruh keluh kesahmu.

Bahkan terkadang, kamu meneleponku sampai dua jam. Dan aku yang begitu egois, mulai bosan dengan semua keluhanmu. Aku yang terkadang begitu lelah dengan rutinitasku, yang hanya mencuri waktu untuk istirahat, juga harus terganggu dengan teleponmu.

Ampuni hamba ya Allah…, aku mulai menghindarimu, tak ku jawab telepon-teleponmu, tapi kamu sekalipun tidak marah. Ya Allah…

Suatu hari, kamu datang ke rumah dengan wajah letih, tak ku temukan keceriaan itu lagi. Ada yang aneh pada dirimu dik, aku sangat terkejut melihatnya…

Wajahmu yang dulu penuh semangat dan selalu dihiasi senyum,keceriaan, yang biasanya mampu mengobarkan semangat orang-orang di sekitarmu. Kini kamu begitu berbeda, wajahmu begitu pucat, loyo, tanpa semangat hidup seperti dulu.

Tubuhmu dik…, Allah… ada apa dengan dirimu dik ? dulu kamu begitu gemuk menggemaskan, dengan pipi tembem yang sangat lucu hingga matamu yang sipit akan semakin kecil saat dirimu tersenyum.

Dulu kami (akhwat-akwhat) di rohis sering menyebutmu “Roti donatku” dan kamu akan membalasnya dengan wajah cemberut, yang kemudian diikuti dengan merajuk… tapi kini, kamu sangat kurus dik… sakit kah dirimu ? ini memang pertemuan pertama kita setelah aku lulus, selama ini kita hanya berkomunikasi melalu telepon..

Dulu setiap kali kita berkumpul kamu akan menceritakan semua pengalamanmu padaku, bibirmu akan terus berceloteh tanpa henti, dengan riang dan semangat… aku selalu menjadi pendengar setiamu… tapi kini kamu hanya diam membisu, tercenung tanpa berkata apa-apa….

Saat ku tanya kamu dari mana ? kamu hanya menjawab dengan singkat bahwa kamu hanya kebetulan lewat setelah pulang tarbiyah… lalu selebihnya kamu hanya diam… Dik, tahukah kau, betapa banyak yang ingin ku tanyakan kepadamu? tapi aku tak ingin menambah penatmu dengan pertanyaan-pertanyaanku.

Jadi ku biarkan saja kamu dalam diammu… hingga akhirnya kamu tertidur… Aku menatap wajahmu yang teduh dalam tidurmu… dik, sebenarnya apa yang terjadi denganmu ?

Lalu kamu pun pamit, pergi tanpa sedikitpun cerita sebagaimana lazimnya….

Aku kembali dalam duniaku, Kuliahku, labku, amanah dakwahku… Dan.. Ya Rabb, aku kembali melupakanmu dik, hingga kemudian aku menerima sebuah telepon dari temanmu, “Kak, Diana sakit, sudah 1 minggu dia tidak masuk sekolah, kayaknya parah, kalau bisa kakak sempatkan waktu untuk menjenguknya, dia selalu menanyakan kakak dan akhwat-akhwat yang lain.” aku tercenung di ujung telepon, tak tahu harus berbuat apa..

Saat aku dan akhwat-akhwat lain tiba di rumahmu, segera kami ke kamarmu, kamar sempit yang pengap. Hatiku miris…, aku baru kali ini ke rumahmu dik. Rabb, aku baru menyadari betapa aku tidak memperhatikan saudaraku yang memberiku parhatian luar biasa selama ini.

Hatiku perih melihat keadaanmu, tubuhmu begitu kurus seperti seonggok tulang berselimut kulit, aku bahkan tak mampu mengenalimu, tubuhku bergetar, dadaku sesak menahan tangis, air mataku jatuh tak mampu ku bendung..

Aku mendekatimu, kamu berusaha tersenyum tapi yang ku lihat adalah ringisan menahan sakit. Aku mencoba menahan perasaanku. Aku memelukmu, mencium keningmu, akhwat yang lain pun melakukan yang sama… kamu tersenyum, mencoba menggapai tanganmu, ku raih dan ku genggam tangan kurusmu… ku mencoba menghiburmu dengan berbagai cerita lucu, kamu tertawa, akwat-akhwat pun tertawa, tapi aku menangis di sini.

Di lubuk hati terdalamku, meratapi keacuhanku…,Ketika ingin pamit, kau ingin menahanku, maafkan kakak dik, harusnya dulu aku menemanimu lebih lama dalam kesakitanmu…

Aku mencoba bertanya pada ibumu kenapa kamu tidak dibawa ke Rumah Sakit, dan kembali ku temukan jawaban yang menghempaskan perasaanku hingga hancur berkeping-keping, kau menderita kanker kelenjar getah bening.

Dan karena ekonomi, tak punya biaya, kamu hanya di bawa ke puskesmas. Kamu sudah pernah dibawa ke RS tapi di keluarkan karena tak punya biaya…

 Rabbana, apa gunaku selama ini, inikah ukhuwah yang aku dengang-dengunkan selama ini? inikah ikatan   persaudaraan bagai satu tubuh yang selalu aku ikrarkan
dalam setiap majelis yang aku bawakan? inikah kasih sayang yang aku serukan? Tidak, aku harus melakukan sesuatu untukmu dik…

Saat itu segera aku bertanya kepada kakakku, dan katanya aku harus mengambil surat keterangan tidak mampu untukmu agar kamu dapat segera di rawat secara gratis…Tunggu aku, aku akan berusaha… ku bisikkan padamu bahwa aku pasti kembali…

Aku kembali menjengukmu dik bersama hilda dan uphi serta beberapa akhwat lain.

Aku belum berhasil menyelesaikan urusan surat miskin itu, ternyata harus dengan berbagai macam prosedur, tapi aku akan berusaha dik…Kali ini kondisimu semakin memburuk. Aku memelukmu dan dan kamu berkata “Ini kakak yang cengeng itu yah?” kamu tersenyum..

Aku terperanjat, Rabbana… Dik apa kamu sekarang tidak bisa melihatku ? kamu tersenyum dan berkata, “Kak, afwan kalo bicara suaranya di kencengin yah, aku sudah tidak bisa melihat dan mendengar lagi.”

Tubuhku bergetar, aku tahu wajahku pucat pasi saat itu, aku pun tak bisa membendung tumpahnya air mataku, aku menangis. Para akhwat menarikku menjauh darimu.

Dalam pelukan akwat, aku tumpahkan segala rasaku, sedihku, penyesalanku, dan ketakutanku… aku takut kau tak mampu bertahan dik… sungguh aku sangat takut kehilanganmu.

Tiba-tiba kamu tidak sadarkan diri, tak lama kemudian kamu siuman lagi, begitu seterusnya…

Allah, kurasakan aroma sakaratul maut semakin dekat di ruangan ini… ku raih tangan ringkihmu.. inilah tangan yang dulu sering memelukku dari belakang, menutup mataku dan menyuruhku menebak siapa dia, dan tentu saja aku tahu, tak ada tangan yang segemuk punyamu dik,

Saat aku menjawab, “Pasti si roti donat” kamu tertawa… tapi kini tangan itu tak mampu bergerak lagi… Aku usap air mata di pipimu dik, kamu menangis, apakah kamu merindukanku, merindukan kami saudaramu, yang telah melupakanmu ? sudihkah kau memaafkan kami dik ?

Aku mendekatkan bibirku ke telingamu, aku tak tahu apakah saat itu kau sadar atau tidak. Aku bisikkan kalimatullah. Aku menuntunmu menyebut nama-Nya “Laa Ilaaha illallaah…laa Ilaaha illallah…” bibirmu bergerak dan aku mendengarmu berkata “Allah…Allah..”

Rabbana inikah sakaratul maut… sesakit inikah…??? Ya Rabbal izzati… Allahummagfirlahu, Allahummarhamhu… Ampunilah dia, Rahmatilah dia…Aku baru selesai shalat subuh, yang kemudian aku lanjutkan dengan Al-Ma’tsurat dzikir pagi. Hari ini aku berencana mengambil surat keterangan miskin untukmu, yang dijanjikan selesai hari ini, aku sangat bersemangat.

Kamu akan segera di rawat dik. Saat baru saja aku hendak mandi, telepon berbunyi, ternyata dari ukhti Uni, mungkin dia mengajak menjengukmu lagi, tentu saja aku mau, tapi aku salah, berita yang aku terima sungguh sangat membuatku terguncang.. “Ukhti, adik kita Diana… Innalillahi wa innailaihi Rojiun”

Aku tak mau berburuk sangka ” Uni, kamu ngomong apa sih ? ada apa ? ngomongnya jangan nangis gitu dong…?” kataku mencoba menenangkan diri .

“Diana ukh, dia sudah nggak ada, dia meninggal tadi malam jam 01.00, kita doakan yah.. nanti kita sama-sama melayat ke rumahnya”

Rabbana… aku terdiam, tak mampu berkata-kata, serasa ada benjolan besar di tenggorokanku yang siap meledak, aku terdiam, tak ku hiraukan uni yang terus memanggilku dan terus menyuruhku bersabar.. aku terduduk.. menangis.. aku tumpahkan segala kesedihanku, penyesalanku, keacuhanku, ketakpedulianku, keegoisanku…

Wajahmu terus berkelabat dalam benakku, senyummu, tawamu, manjamu, semangatmu… aku terus menangis…

Baru saja jenazahmu di bawa dari rumahmu. Ibumu sejak tadi tak sadarkan diri. Kakakmu yang kamu bilang membencimu ternyata sangat mencintaimu, dia yang merawatmu selama kamu sakit.

Dik, begitu banyak orang yang datang melayatmu, menghantar jenazahmu, mensholatimu.. .aku hanya bisa diam menatap iringan membawamu ke tempat pembaringanmu meninggalkan kami…

Dik, kakak tak mampu menemanimu lagi seperti dulu, tak akan ada lagi telepon-teleponmu dan smsmu yang kini dan hingga kini ku rindukan dan selalu ku nanti tapi aku tahu hanya akan berbalas kesedihan.

Tak ada lagi coklat-coklat kejutan rasa cintamu pada kami… Tak ada lagi cerita-ceritamu tentang masalah-masalahmu yang kini dan hingga kini selalu ku nantikan dan ku tahu hanya berbalas kecewa.

Dik, maafkan kakak, Semoga kau tenang disana, semoga kau dapat menahan himpitan kubur yang kita semua akan merasakannya.

Rabbana… Lapangkanlah kuburnya, terangilah dengan cahaya-Mu, jauhkanlah dia dari adzab kubur… Bukakanlah pintu jannah-Mu, sungguh dia adalah mujahidah-Mu, dia adalah tentara yang memperjuangkan agama-Mu..

Ku tahu saat ini begitu banyak dari kami menangisi kepergianmu mujahidah, namun aku pun yakin, ribuan penduduk langit bersorak menyambut kedatanganmu dan ribuan malaikat menaungimu dalam hamparan sayapnya… dalam kedamaian di sisi Rabbmu… Pergilah adikku… kakak ridho..
“Kak, apa aku juga bisa disebut mujahidah ? aku kan tidak berperang” …tertawa…
“Tentu saja dik, setiap orang yang memperjuangkan agama Allah dan mati dalam keyakinan pada-Nya adalah seorang mujahid-mujahidah.” …
“Kak, aku mau berjilbab lebar seperti kakak, pantas nggak yah? aku kan gendut…?” …katamu tersenyum malu…
“Kau akan sangat cantik dengan busana syar’i dik, masih adakah yang lebih penting dari kecantikan di mata Allah…?”
….Kau tertawa…
“Aku mauuuuu cantiiik di mata Allah…” …Tertawa riang….
 Untuk adikku Diana tenanglah disana, dalam perlindunganNya, tak akan ada yang mampu menyakitimu dik…”

Wallahu a'lam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Alloh ta’ala berfirman:
﴿وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ الله وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ الله إِنَّ الله عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ [التوب]
.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

on 1 comment

NOVEMBER RAIN

rachma g savindra

"PERNAHKAH Anda terbangun di suatu pagi dan mendengar derasnya hujan di luar rumah? Anda merasa enggan beranjak dari peraduan, ingin menikmati suasana yang syahdu itu," kata Axl Rose kepada puluhan ribu fans Guns N' Roses di sebuah konser. 

Setelah selesai dengan rapport-nya (komunikasi dengan penonton), Axl pun pergi ke bagian atas panggung menghampiri sebuah grand piano hitam. Jemari Axl yang fasih memainkan melodi yang indah membuatnya seperti Elton John muda.





I can see a love restrained
But darlin' when I hold you
Don't you know I feel the same

'Cause nothin' lasts forever
And we both know hearts can change
And it's hard to hold a candle
In the cold November rain

iNILAH PENGGALAN LIRICK LAGU NOVEMBER RAIN (G,N,R)
Lamat-lamat terdengar iringan orkestra yang menjadi intro lagu "November Rain". Hampir lima belas menit lamanya, Axl mengharu-biru penonton malam itu dengan lagu yang amat istimewa baginya itu.

Secangkir teh hangat menemaniku ditengah guyuran hujan. Aku melihat keluar jendela. Bulir bulir air turun dari langit membasahi tanah pekarangan rumahku. Enggan rasanya aku untuk sekedar mengalihkan padanganku dari jendela.

Masih betah memandangi sejuknya hari.. atau mungkin kini berubah jadi dingin? Entahlah… Tapi hawa dingin yang mulai menjalar ke tanganku mengalahkan rasa malas untuk bangkit dari dudukku, merambet selimut biru langit dan langsung mendudukkanku lagi dikursi dekat jendela. Menatap lagi rintikan hujan yang masih setia turun dari atas sana.

Aku sangat suka hujan. Entah kenapa aku sangat suka. Disaat semua orang membencinya karena membuat menjadi basah kuyup atau menaikkan kadar emosi karena pakaian mereka yang sedang dijemur menjadi basah lagi, Aku malah sangat suka. Atau mungkin karena hujan mengingatkanku dengan kau…
Kemudian waktu berputar cepat, menyedotku dalam situasi yang berbeda. Menyisakan diriku dan… kau

Aku sedang berada didalam kelas, memandangi sosokmu dalam diam. Kau sedang fokus mengotak atik ponselmu, kemudian memakaikan headset ke telingamu. Mendengarkan lagu saat istirahat adalah kesukaanmu, sebelum akhirnya kau menunduk dan meninggalkan alam nyata menuju dunia mimpi. Aku masih setia memandangimu dari kursiku yang terpisah satu barisan dengan kursimu. Kali ini kau bangkit lagi setelah menunduk, mengedarkan pandangan ke sekitar kelas dan mendongak…..

Hujan. Kau memandangi keluar jendela, masih setia melihat guyuran air hujan diluar sana. Aku tertegun, kau meluangkan waktu tidurmu untuk sekedar menatapi hujan. Buliran air yang jatuh dari angkasa. Kau adalah sosok sempurna bagiku.

Sikapmu yang pendiam dan misterius namun paham terhadap sekitar itu cukup membuat mu mendapat panggilan ‘Pangeran Peka’ dari anak anak kelas. Huh! Panggilan itu menurutku lucu, namun membuat hatiku bergetar saat ikut menyorakan panggilan itu untuknya bersama anak kelas, sekedar mengejek.

Kemudian waktu berputar lagi, Saat itu aku sedang asik dengan ponselku, membuka akun twitter dikala senggang. Berchit chat ria bersama teman temanku lewat mention.

Kemudian ada mention masuk.. Kau.. mengirimiku mention, bertanya ini siapa. Kau bertanya begitu karena melihat avatar akun twitterku yang mungkin terlihat berbeda dengan aku yang asli. Avatar akunku waktu itu memang girly, berbeda denganku yang aslinya agak tomboy. Membuatmu sedikit bingung.

Dari situlah kau dan aku mulai memiliki pembicaraan. Saat itu sungguh hari yang takkan terlupakan bagiku. Bisa berbincang dengan orang yang sangat aku kagumi sejak awal masuk sekolah, orang yang sangat aku sukai. Meski hanya lewat jejaring sosial.

Sesuatu menarik tanganku, lebih cepat,dan menaruhku dalam situasi ramai, pulang sekolah. Kau lewat dihadapanku, bertanya sesuatu tentangku, namun aku tidak paham apa yang kau katakan. Tubuhku mengigil, suhu tubuhku naik.

Aku demam. Lalu kau diseret temanmu, namun aku bersikukuh ingin tau apa yang barusan kau katakan, dan kau hanya tersenyum. Temanmu mengatakan bukan apa apa dan bilang kau sedang gila. Aku makin tidak mengerti tapi tak kupaksa lagi bertanya. Aku tak kuat, tubuhku lemas. Kau berlalu pergi bersama temanmu.

Lalu waktu terhenti sebentar dan berlalu. Kini aku berada dikamarku. Terkulai lemas dengan badan mengigil dan suhu tubuh yang semakin panas. Ibuku sudah bilang untuk tidak sekolah esok, tapi aku tak mau. Jika tidak sekolah berarti aku tak akan melihatmu, walau hanya sehari, namun sangat berarti bagiku. Kuraih ponsel yang tergeletak disamping tubuhku.

Kubuka akun twitterku, mengecheck apakah ada mention untukku atau tidak. Lalu aku terbelalak kaget… ada mention masuk… itu.. dari.. kau. Menanyakan keadaanku dan mengucapkan semoga lekas sembuh untukku.

Aku tidak mengerti mengapa, mungkin saat kau mengetikkan beberapa kata untukku dimention itu kau membubuhkan obat pereda demam disana, karena kemudian kurasakan semangatku naik, dan berangsur angsur suhu tubuhku menurun, demamku reda seketika. Dengan senyum terkembang diwajahku, aku membalas mentionmu.

Kau lalu sedikit demi sedikit berubah, menjadi dingin seperti dulu lagi, mungkin kau telah mengetahui perasaanku yang sesungguhnya sehingga kau berubah. Sakit.. sungguh. Semuanya begitu cepat berlalu rasanya, rasa manis saat kau menanyakan kabarku, masih terkecap indah diingatanku. Namun aku hanya dapat mengenang. Ya… mengenang dirimu, memory tentang kau..

Hari itu adalah hari pembagian rapot, sudah lumayan lama kau tak menegurku lagi atau hanya sekedar menyapa, langsung maupun lewat mention. Aku rindu, sangat. Kau datang sedikit telat bersama ayahmu, mengendarai motor ‘pulsa’ birumu yang besar itu. Menyeret segenap perhatianku yang langsung berpusat padamu. Kau.. sempurna, selalu sempurna seperti biasanya. Namun kini lebih sempurna dengan kemeja dan celana bahan hitam itu. Kau…. tampan, selalu dan akan selalu begitu.

Tapi sepertinya Tuhan tidak ingin aku terlalu lama tenggelam dalam khayalku akan kau, karena kemudian kau mendapatkan rapotmu lebih cepat dariku dan langsung berlalu pergi bersama ayahmu. Aku menatapmu pergi, berharap akan sesuatu yang mungkin dapat membuatku dekat lagi denganmu. Aku menutup mataku rapat dan terpejam lama, lalu membuka mataku perlahan dan mendapati diriku dikursiku. Diluar sana masih hujan. Masih deras. Udara semakin dingin.

Aku mengeratkan rengkuhan selimut biru langitku ditubuhku. Berharap mungkinkah suatu saat nanti kau akan merengkuhku dalam pelukmu. Hahaha~ aku mungkin hampir gila.. tapi disinilah aku… diam merindukanmu. Amat sangat merindukanmu.

Kamis, 27 November 2014

on 3 comments

SENYUM TERAKHIR

Sebuah kisah cinta yang berjudul senyum terakhir pada akhirnya kepergian seseorang mungkin menyakitkan akan tetapi akan selalu  menjadi pelajaran bahwa kehilangan adalah jalan terakhir untuk membuat kita mengerti betapa berartinya seseorang dalam hidup kita.

Nama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala Rusia gitu.  Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu.

Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu  ketika suatu hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.

Dengan setengah mengantuk gua angkat.

“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon
“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua
“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di Bandara nunggui loe..”
“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.
“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”

Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara. Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat. Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.

Seorang perempuan cantik menyapa gua  di depan pintu kabin :

“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama gua
“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.
“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.

Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat.  Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar gua ke kursi.

“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.

“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.

Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi bernafas lega menemukan gua di pesawat.  Setelah menghela nafas. Gua tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.

Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue

“apaan ini?”
“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”
“oh.. makasih mbak.. “kata gua.

Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “

“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Anes..”
Dengan kebingungan dia membalas.
“kok bisa tau nomor aku?”
“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”
“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”

Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi. Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.

Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.

Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab

“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”

“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”

“memangnya kenapa?”

“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”

Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.

Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.

Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan terakhir…

“kok kamu mau jadi pramugari?”

“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan  yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””

“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.

“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”

“begitu ya?”

“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”

“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”

“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.

Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.

Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.

Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.

Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..


Setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota. Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah.  Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.

Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.

Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.

Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.

Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.

Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.

“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”

“jadi aku harus gimana?”

“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””

Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..


Setahun kemudian

Cinta sepertinya begitu rumit hubungan gua sama kekasih gua saat ini akhirnya berakhir. Gua menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika gua sendiri, menjalani hidup gua seperti biasanya. Suatu ketika gua kembali bertemu dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja di Mandala Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia sudah bekerja di Jakarta kembali di Sky Avination.

Ilma dan gua sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi gua tau, tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu.  Jadi dari hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan gua menjad pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia menganggap gua adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Gua senang dia bisa mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi lebih baik.

Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya sama gua.

“bisa gak sih kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”
“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat ini saja aku sudah bahagia kok.. “
“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “
“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..”

Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya gua menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati gua merasa sedih untuk pergi dari hidup dia, tapi gua harus lakukan semua yang menyakiti hati gua. Gua selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan ke gua. Walau gua selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Gua juga bilang kalau gua sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau itu bohong semata.

Suatu malam, gua mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk hari ulang tahunya. Gua senang, gua menjadi orang pertama yang mengucapkan hal itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.

“kamu nangis ya?”
“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa ngerayain ulang tahun ke 25..”
“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.
Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat gua terdiam.
“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”
“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yauda gapapa.. ngomong aja..”“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.

“ kok kamu ngomong gitu?”

“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku.. ” ceritanya padaku

“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya gua..

“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup kamu.. bisa?”

“pasti..”kataku pendek.

Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir gua dengar darinya. Suara terakhir yang gua dengar darinya. Gua belum sempat memberikannya kado ulang tahun dan berjanji setelah gua enggak sibuk syuting gua pasti membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami tidak sempat bertemu. Akhirnya gua memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu edisi khusus yang gua beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura.  Ilma menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih.  Dan dia memberitahu kalau dia sudah sendiri.

Sebenarnya pada saat itu gua bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian tak begitu gua perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan gua. Sampai akhirnya dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada gua.

“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan gimana ?”

“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu aku kan?”

“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”

Kata kata itulah hal yang terakhir gua dapatkan darinya sebelum dua hari kemudian disaat gua terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah menghilang bersama kejadian pesawat sukhoi dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya gua uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry gua mati dan kehilangan semua data gua, saat gua coba back up. Hampir semua foto-foto Ilma dan kontaknya hilang.  Gua pun berpikir untuk hubungin dia untuk minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya gua baru sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau Ilma adalah salah satu penumpang di pesawat sukhoi naas itu.

Hati gua hancur, perih dan sedih. Segera gua mencari tau keberadaan Ilma di bandara  halim dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan pesawat sukhoi berkumpul. Pertama dalam hidup gua, akhirnya gua benar-benar melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.

Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat sukhoi ditemukan dan semua penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah gua menangis, menangis karena kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai gua dengan tulus. Penyesalan terberat yang tak bisa gua bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan sinyal untuk bersatu tetapi gua malah menunda itu terjadi.

Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya.  Gua harus mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar terjadi. Dia selalu berkata sama gua, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko sekalipun.

Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah dari Pemerintah Rusia atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal yang tidak diharapkan oleh siapapun.

Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya.  Keluarganya mungkin tidak seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..

Seperti yang ia minta sama gua, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak akan gua lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..

Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada mereka yang ia tinggalkan termasuk gua..

Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, gua bermimpi bertemu dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang gua gak pahami lewat pesan yang aneh

“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Anes.. “

Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa diketahui oleh saudaranya, akhirnya gua memberi tahu keluarga tentang kontrakan itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat gua bingung sampai akhirnya gua memandang langit di sekitar semanggi tempat pertama kali bertemu. Dari situlah gua paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah sebuah apartement..

Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu. Gua pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki unit disana. Gua memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa daripada cicilan sebelumnya gua berikan kepada kakaknya, gua berharap tempat itu menjadi tempat dimana kelak gua bisa mengenang dia sebagai bagian hidup, melihat senyum dia seperti pertama kali gua mengenalnya di atas langit-langit bumi.

 Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang

Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan mencintaimu..

By Agnes Davonaar

Rabu, 26 November 2014

on 1 comment

efficacy of bitter melon leaves



Pare which is one of the commodities Indonesia, this fruit is noted for having a characteristic flavor and bitter has made pare become one of the herbs that are sought after by people who are bored with drugs biotic famous side effects, either near or distant future.

One that can be utilized from Pare is the leaves, leaf-shaped pare radius has become one of the herbs that are nutritious for health,

One is for the beauty of women, which is to tighten the breast, for women who are having problems with her breasts can take advantage of bitter melon leaves to overcome these problems, how to process them is also quite easy, does not require a huge cost, and safe to use.
To get the benefits of bitter melon leaves for breast mengencangkap, the steps are as follows:

Prepare some leaves of fresh bitter melon (not edible caterpillars).
Wash the leaves of bitter melon "hygiene health base"
After it leaves the bitter melon we knead until issuing water
Furthermore, we squeeze the bitter melon leaves brush to both breasts until evenly while slowly sorted-sequence (in order from the base of the way until Valentine breast / nipple)


"Allow to dry, then wash with water.
Do it at least 3 times in a week."

Only by utilizing the bitter melon leaves now we can have beautiful breasts firmer, and plump that is every woman's dream, we now do not need to do surgery to get it, good luck and good luck.
Gendhis savindra. Diberdayakan oleh Blogger.