Kamis, 18 September 2014

on Leave a Comment

PESTA BELUM USAI





Tangis pedihku pecah saat membaca pesan singkat darimu. Menusuk hati paling dalam. Kau hancurkan hati dan cintaku berserakan menjadi kenangan. Entah setan apa yang tengah merasukimu, hingga kau tega mengkhianati cintaku seperti ini.
Malam betapa hening, bagi Nadia, seperti malam-malam sebelumnya, meski berada di tengah hiruk-pikuk cafe dan tembang lagu yang dibawakan band yang sedang tampil begitu terdengar berisik. Hari itu, aku berjanji bertemu dengan Andy. Bulan bersinar pucat. Aku menunggunya dengan gelisah di sebuah café kecil, dengan harap – harap cemas. CopaCoffee. Ada sesuatu yang akan Revan bicarakan. Kami berjanji akan makan malam bersama. Tiga puluh menit sudah aku menunggunya.
Langkah denting piano memasuki café mungil itu. Revan, dengan setelan baju abu –abu terang dan jeans biru, dia melangkah menghampiri mejaku. Meja nomer lima.

“Kamu berubah, Van. Ada apa denganmu?”
“Aku tak berubah. Dia, yang berubah. Anggun.”
“Kamu tahu Anggun temanku, dan aku tak mungkin mengkhianatinya!”
“Kamu tinggal bilang, mau atau tidak jalani hubungan ini denganku?”
“Kamu tega, Van.”

Semua berawal dari pertemuan yang sederhana. Aku, kamu dan dia. Anggun mengenalkan Revan sebagai pacarnya pada suatu hari. Kami bersahabat, berangkulan dalam gelak tawa. Hingga aku tak percaya. Revan mulai berpaling dari Anggun.
Aku terdiam. Tapi aku juga tak bisa memungkiri, bahwa aku menikmati saat bersamamu tanpa Anggun. Menikmati menjadi kita. Menikmati cinta.
“Aku tak mau mencintai hati yang sudah dicintai sahabatku.”
“Kamu yakin?”
Pertanyaan sederhana yang sungguh membuat hatiku tersentak. Gemertak gigi penuh emosi menjadi musik penghibur hati. Sungguh aku belum yakin dengan hatiku. Aku menyanyangimu, tapi nuraniku tak bisa melukai perasaan sahabatku. Anggun. Dia yang sudah memperkenalkan kita. Aku harus memilih. Meninggalkan dan rela melepasmu. Atau bersamamu, merangkul indahnya cinta, meraih semua mimpi dunia yang telah kita susun bersama. Dan membunuh perasaan sahabatku.
Aku memaki dalam diam. Sial!.

Tangis pedihku pecah saat membaca pesan singkat darimu. Menusuk hati paling dalam. Kau hancurkan hati dan cintaku berserakan menjadi kenangan. Entah setan apa yang tengah merasukimu, hingga kau tega mengkhianati cintaku seperti ini.
Aku tak menyangka kau meninggalkan aku demi dia, kekasih barumu. Kau kekasih hatiku, sumber inspirasi puisi – puisiku. Telah membunuh hati dan mimpiku dengan tenang. Lalu terbang meninggalkan serpih kenangan dan melayang pergi dengan kekasih hati baru. Hati yang mencintai aku telah pergi. Tinggallah aku serupa titik dilangit yang kelam.

Ranting kering menggaruk angin musim kemarau. Kesendirian telah menjadi temanku malam ini. Hanya suara tikus yang bercicit dihalaman itu. Langkahnya ringan penari balet. Dia seperti tengah melukis sesuatu diudara. Dia mengepak – ngepakkan tangan seperti sedang terbang. Dia menari dengan langkah kaki yang canggung. Seolah – olah sedang memakai sepatu kaca. Ini pestanya, ini dunianya. Dunia dimana patah hati terjadi sebelum jatuh cinta.
Dia memanjat sebuah kursi, berpuisi diatas panggung. Meliuk – liukkan badannya. Dia tertawa, dunianya berkilau bintang seperti kunang – kunang. Membungkukkan badan, melambaikan gaun merah mudanya. Dia turun dari kursi, melangkah kesana – kemari menyalami para tamu, menyapa dan tersenyum manis sekali. Bersenandung dalam gempita kilau bintang laksana kunang – kunang.
Aku menatap dalam matanya. Dia cantik dalam balutan rasa malu – malu gaun merah mudanya. Menyadari kehadiranku dipestanya, Menyambut dan memelukku dalam – dalam. Aku cium pipinya. Hai semuanya! Pesta yang meriah! Dia bertepuk tangan, aku mengikutinya. Dia kembali kenebarkan senyum bahagia kepada tamu – tamunya. Mengharap banyak cinta.
Pesta belum usai, dia terus menari. Malam masih panjang karena matahari akan terlambat datang esok hari. Malam gemerlap pesta berhias kerlip ribuan kunang – kunang. Dia berdansa, menari berputar – putar. Senyumnya mengembang indah. Senyumku mengembang juga mengikuti tariannya. Berangkulan, terus berputar – putar mengikuti langkahnya. Kelelahan hingga aku jatuh terjerembab menindih tubuhnya.
Dia tertawa membahana memenuhi ruangan. Bangkit dan memanjangkan tangannya untukku. Kami berpelukan lagi. Kini, dia tertawa lepas diruang labis busa ini. Sudah lebih tiga bulan dia tertawa dan menari seperti ini. Pesta tiada akhir di ruangannya.

“Apakah dia bisa sembuh, Dok?”
“Tentu saja bisa, tapi butuh waktu agak lama. Dia sedang angat menikmati keadaannya seperti ini sekarang.”
“Apa yang membuatnya bisa seperti ini?”
“Dia bercita – cita menjadi seorang penulis. Penulis puisi tepatnya. Dia sangat pandai merangkai kata menjadi sangat indah dinikmati. Sudah banyak hasil karyanya yang dia tuangkan dalam sebuah blog. Belum ada yang dibukukan. Belum mempunyai kepercayaan diri untuk menerbitkan sebuah buku puisi. Dia senang sekali membacakan puisi – puisinya dipentas seni kebudayaan. Ada satu puisi yang sangat indah sekali yang sedianya akan dia hadiahkan pada kekasihnya saat ulang tahun. Tapi, tak disangka, sehari sebelum hari ulang tahun kekasihnya, mereka putus. Kekasihnya memutuskan jalinan kasih mereka lebih tepatnya. Belum sempat puisi itu diberikan. Dia sangat mencintai kekasihnya. Karena dia sampai mengorbankan persahabatannya demi mendapatkan cinta kekasihnya itu. Dia tak bisa terima cintanya ternodai dengan pengkhianatan kekasihnya. Entah bagaimana ceritanya hingga akhirnya dia telah menuntaskan hidup kekasihnya. Semua itu dia lakukan tanpa sadar, sampai sekarang. Dia masih menganggap bahwa kekasihnya masih bersamanya dan selalu menemaninya saat dia membacakan pusi – puisinya dipanggung. Makanya dia selalu kelihatan bahagia. Pengadilan memvonis dia mengalami gangguan jiwa”
Mahasiswa – mahasiswi kedokteran itupun mencatat apa yang perlu dicatat atas keterangan tentang pasien barusan.
“Dokter sangat mengetahui dengan detail tentang latar belakang pasien. Sepertinya dokter sudah cukup dekat dengannya, apakah dokter sudah mengenal sebelumnya?”
“Semua pasien yang kita tangani, kita harus jelas sudah mengetahui latar belakang penyebab sakitnya. Bagaimana kita bisa menolongnya jika kita tak tahu dari mana memulai menolongnya”
Dengan tersenyum simpul, aku meninggalkan tempat itu menuju ruanganku. Ruang praktikku di rumah sakit jiwa ini, yang berukuran 3 x 4. Sudah hampir dua tahun aku menjadi dokter muda dirumah sakit ini. Sampai akhirnya aku bertemu Nadia lagi. Iya, Nadia sahabatku yang telah merebut Revan kekasihku dulu. Tiga bulan lalu dengan keadaan yang sangat mengenaskan.

Entah karma atau de javu. Aku masih bersyukur, ternyata aku masih lebih kuat dibanding Nadia. Disaat keterpurukanku dulu, atas pengkhianatan kekasihku yang lebih memilih menjalin kasih dengan sahabatku sendiri dan mengecilkan arti cintaku. Aku juga hampir gila, mengutuk mereka berdua manusia terjahat yang pernah aku kenal.
Hingga akhirnya, ada tangan malaikat yang berhasil meraih tanganku untuk kembali kedunia yang nyata. Aditya, yang telah mengembalikan duniaku. Dunia yang seharusnya memang indah. Aku memandangi dua bingkai foto diatas mejaku.
Bingkai pertama bergambar foto saat kami masih bertiga, bersahabat, saling tertawa seakan ingin mengalahkan indahnya dunia. Tak terasa mataku mengembun olah air mata yang hampir jatuh. Indahnya mengenang masa – masa itu.
Aku mengalihkan pandangan ke bingkai satunya, berbentuk hati. Aku bersama malaikatku. Yang sudah satu tahun ini menemani hari – hariku. Aku tersenyum menatap foto itu. Tiba – tiba ada getaran dari ponsel di saku jas dokterku.
“Jangan lupa makan siangmu, sayang. Ingat, si kecil yang ada diperutmu juga butuh makan. Salam sayang dari suamimu, salam juga buat si kecil.”
Dunia kecilku yang laksana bianglala berhias pelangi seusai hujan, indah berputar menurut kehendak semesta.

Sabtu, 13 September 2014

on 1 comment

KEMBANG UKORO

Sabar iku ingaran mustikaning laku
Artinya:
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yg sangat indah dalam sebuah kehidupan

Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip
Artinya:
Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup, yg tentunya nanti bisa untuk mendewasakan diri kita masing-masing

Jumbuh karo unine bebasan, sabar iku kuncining swarga, ateges marganing kamulyan
Artinya:
Sama seperti bunyi sebuah peribahasa, berlaku sabar itu adalah “jalan utama” untuk mendapatkan “surga”. Yang dimaksud disini adalah ketentraman dan kedamaian dalam menjalani kehidupan

Nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep
Artinya:
Akan tetapi bukan berarti lalu kita gampang kehilangan pengharapan

Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki
Artinya:
Justru sebaliknya kita harus menjalaninya dengan penuh pengharapan dan seolah-olah mampu untuk mendapatakan apa saja yang ada di dunia ini. Tentunya dengan disertai rasa mawas diri dan kepasrahan
on 1 comment

KATA KATA INDAH

Katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam..

Keindahan perjuangan adalah ketika kita menyadari akan beratnya perjuangan tersebut dan menorehkan dgn pena kesabaran dalam lembar-lembar keikhlasan,,maka keletihan kita akan bermakna..

Bukan Al-Qur'an untuk Islam... Bukan dunia untuk Islam..
Tapi Al-Qur'an dan Islam untuk dunia...

Milikilah hati yang luas,,seluas langit biru... Di dalam hati yg luas, kamu akan menampung rasa memaafkan yg besar, kekuatan untuk berpikir dan bertindak positif, serta semangat untuk menjelang hari esok yg tidak pernah pudar... Jadilah langit itu..

Jika sulit bagimu tuk bicara,, diamlah.. dan ijinkan air matamu menjadi juru lapor,juru keluh,serta juru bicara bagimu..

Yang menentukan masa depan adalah pilihanmu, bukan kesempatan..

Hal yang paling kamu yakini pasti akan terjadi, dan keyakinan pada hal tersebutlah yang akan membuatnya terjadi..

Masa depanmu tidak ditentukan oleh masa lalu mu, melainkan oleh apa yg kamu lakukan sekarang...

Aku tak takut pada kegagalan.. Aku takut pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tak berarti..

Sejatinya pertemanan adalah saling memberi dan menutupi, membagi tanpa mengharapkan, menerima tanpa memaksakan. Jadilah teman yg mampu memelihara org lain dari ketersanderaan karna lidah dan perilaku,agar Allah senantiasa menjaga pertemanan kita hingga kelak di akhirat..

Jika ALLAH memberikan kita makanan yg keras, Dia pasti juga memberikan kita gigi yg kuat untuk mengunyah.

mungkin jauh lebih ralistis untuk mencari jama'ah yang efektif ketimbang mencari jama'ah yang ideal. kita adalah umat yang sakit. setiap kita mewakili kadar tertentu dari penyakit tersebut. jika orang2 sakit itu sering bertemu dalam sebuah jama'ah, pada dasarnya jama'ah itu juga merupakan jama'ah yang sakit. itulah faktanya. namun, tugas kita adalah menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan.. LEBIH BANYAK KATA KATA INDAH KLICK

Minggu, 07 September 2014

on 3 comments

KATA MUTIARA

silahkan di visite.,.
kata kata mutiara yang saya tahu
# Bahagia adalah milik mereka yg bangga menjadi dirinya sendiri, tanpa mencemaskan apa yg dipikirkan orang lain tentangnya.


# Kamu tak akan pernah bisa meraih apa yg ada di depanmu, jika kamu tak pernah mau melepaskan apa yg ada di masa lalumu.


# Dalam hidup, kamu tak perlu jadi sempurna, tp kamu harus berikan yg terbaik yg kamu bisa. Untuk masa depan yg cerah.


# Lakukan yg dapat km lakukan hari ini, sehingga besok km dapat melakukan yg tak dapat km lakukan hari ini.


# Jangan membenci mereka yang membencimu, karena itu sama saja membuat dirimu tak berbeda dengan mereka.


# Bahagia bukan berarti segalanya sempurna. Bahagia adalah ketika kamu memutuskan tuk melihat segala sesuatu secara sempurna


# Berhati-hatilah dalam memilih teman, karena waktumu terlalu berharga untuk mereka yang tak pernah menghargai waktumu.


# selalu jujur, karena kebebasan adalah milik mereka yang jujur. orang yang bohong tak bisa bebas, karena terperangkap kebohongannya.


# sahabat adalah mereka yang selalu memberi semangat ketika semua orang meremehkanmu.


# sahabat yang baik tidak akan meminta sahabatnya menjadi orang lain. tetapi sahabat yang baik adalah sahabat yang menerima sahabatnya apa adanya.

on 1 comment

BOJONEGORO : KATA MOTIFASI JOWO


Kahanan donya iki ora langgeng, tansah owah gingsir. Yen sira kebeneran katunggonan bandha lan kasinungan pangkat, aja banjur rumangsa, “sapa sira sapa ingsun”, tansah ngendelake panguwasane. Tumindak degsura marang sapadha-padha. Elinga yen bandha iku gampang ilang muspra lan pangkat iku sawayah-wayah bisa oncat..!

Keadaan dunia ini tidak abadi, senantiasa berubah-ubah setiap waktu. Kalau kebetulan kita memiliki harta dan diberkahi pangkat, jangan lantas merasa, “siapa saya, siapa Anda?”, yg selalu mengandalkan kekuasaannya untuk bertindak sombong kepada orang lain. Ingat..! bahwa harta itu mudah sekali lenyap dan pangkat itu sewaktu-waktu bisa lepas..!

Saiba-becike samangsa wong kang lagi kasinungan kabegjan lan nampa kabungahan iku yo kudu tansah eling, gedhe ngucap syukur marang Kang Peparing. Awit elinga yen tumindak kaya mangkono mau kejaba bisa ngilangi watak jubriya, uga mletikake rasa rumangsa yen wong dilairake ing donya iku sejatine yo mung dadi lelantaran melu urun-urun tetulung marang sapadha-padhane titah, mbengkas kasangsaran, munggahe ngreksa, hayuning jagad.

Memang sudah sepantasnya kalau orang yg sedang mendapatkan keberuntungan dan mendapatkan kebahagiaan itu harus selalu ingat dan banyak-banyak berucap syukur kepada Tuhan. Sebab perlu diketahui bahwa berlaku seperti itu tadi, selain bisa menghilangkan sifat besar kepala, juga bisa membuat kita sadar bahwa manusia dilahirkan di dunia itu, sebenarnya hanya untuk menjadi perantara, saling tolong-menolong kepada sesama makhluk ciptaan-Nya, mengurangi kesengsaraan, mengagungkan, merawat dan memelihara perdamaian dunia.
Ing samubarang gawe ojo sok wani mestek ake, awit akeh lelakon kang kebak sambekalane sing ora biso dinuga tumibane.

Dalam hal apapun jangan terlalu berani untuk memastikan, karena banyak kejadian yg sarat dengan berbagai rintangan yg tak dapat kita duga kapan akan terjadi.

Jer koyo unine pepenget, “Menowo manungsa iku yo pancen kudu tansah iktiyar, nanging papestene tetep dumunung ono ing asta-Ne Pangeran Kang Maha Wikan”. Mulo ora sak mesthine yen manungso iku nyumurupi bab-bab sing durung mesti kelakon. Sak umpomo nyumurupono, prayoga ojo diblak-blak ake marang wong liyo, awit temahane hamung bakal murihake blai.

Sebagaimana bunyi sebuah kata peringatan bahwa “Manusia itu memang harus selalu berusaha, tapi kepastiannya tetap hanya ada di tangan Allah Yang Maha Tahu”. Jadi tidak semestinya kalau manusia itu mengetahui hal-hal yg belum tentu terjadi. Kalaupun dapat (kesempatan) untuk mengetahuinya, sebaiknya jangan diberitahukan secara jelas dan gamblang kepada orang lain, sebab ketika digunakan untuk keperluan yg tidak baik, justru hal itu akan membuatnya celaka.

“Sabar iku ingaran mustikaning laku, jumbuh karo unine bebasan, “sabar iku kuncining swarga,” ateges marganing kamulyan.

Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yg sangat indah dalam sebuah kehidupan, sama seperti bunyi sebuah peribahasa, berlaku sabar itu adalah “jalan utama” untuk mendapatkan “surga”yang berarti ketentraman dan kedamaian dalam menjalani kehidupan.

Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip, nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep. Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki.

Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup, yg tentunya nanti bisa untuk mendewasakan diri kita masing-masing, namun bukan berarti lalu kita mudah kehilangan pengharapan. Sebaliknya kita harus menjalaninya dengan penuh pengharapan dan seolah-olah mampu untuk mendapatakan apa saja yg ada di dunia ini. (Tentunya dengan disertai rasa mawas diri dan kepasrahan).

Jumat, 05 September 2014

on 1 comment

KISAH :SEORANG ANAK

cerita ini di sadur dari buku cerita,.,ok guys kita ambil hikmah dari semua cerita yang kita baca:
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari
keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut.
Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
yang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan
membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua
sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang
terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi
keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan
untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah
menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb
bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen
dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang
belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang
anak sangat tunduk pada orang tuanya)
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar
menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk
anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut
mereka akan sangat merugikan masa depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk
meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun
ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria.
Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan
dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan
sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut
dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria… Mereka kemudian memohon
pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya.
Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar,
perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota,
reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi.
Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut
secara perlahan2.
Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar
wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan
menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai
hidupnya di tempat lain.
Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa
perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan
bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,
tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan
uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat
sulit?
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk
surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang
pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. ‘Walaupun ia kelak
bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang
berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua’, kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah
memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya
hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji
setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi
penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi
menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.
Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.
Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,
sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang
ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk
membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah
industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam
sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan
ini sambil menggendong anak di punggungnya.
 Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak
memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi
sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya…
 Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus
menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan
itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada
siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup
ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari
obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi
sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang
sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak
mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan
belum terbayar.
Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk
mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya,
untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
 Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada
di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur
dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari
pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat
mulutnya dengan sepotong kain… Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang
mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang
ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri.
Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang
sedang dilakukan oleh sang ibu ………… .
.Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan,
cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya… Di hari minggu,
mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain
bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu’ ‘''Di Dunia ini, hanya ibu orang yang baik’''
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga
toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari
Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak
terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam
hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan
biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
 Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat
membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini.
Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah
pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu
mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain
yang perlu dibiayai.
 Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia
meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia
akan membelinya bulan depan. ‘Apakah kamu punya uang?’
tanya sang pemilik toko. ‘Tidak sekarang, nanti saya akan punya’, kata sang
anak dengan serius..
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb.
Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2.
Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya ‘Dari mana kamu mendapatkan
uang itu? Bukan mencuri kan ?’. ‘Saya tidak mencuri, kakek…
 Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang
pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari
sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam
ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku.. O ya, jangan beritahu ibuku
tentang hal ini. Ia akan marah’ kata sang anak. Sang pemilik toko tampak
kagum pada anak itu
 Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera
memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang
ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam
tangan ini memang adalah impiannya.. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.
 ‘Apakah kamu mencuri, Nak?’ Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin
ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.
Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya
telah mencuri. ‘Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah
ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?’ kata sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada
anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,
sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu
perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus
melakukannya, demi kebaikan anaknya.
Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah
tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. ‘Ia
sebenarnya anak yang baik’, kata salah satu tetangganya.
Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu
tetangganya yang merupakan familinya
Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika
mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan.
Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya. ‘Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh
menyembunyikan sesuatu dari ibunya’. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu.
Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak
tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam
tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang
tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga
menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke
rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan
uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb,
begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya,
keduanya menangis dengan tersedu-sedu.’Maafkan saya, Nak.’

‘Tidak Bu, saya yang bersalah’………….. ..

BERSAMBUNG.,.,.

Kamis, 04 September 2014

on 1 comment

CATATANKU :UNIVERSARY

 Tak terasa sangat cepat waktu berganti tiap tahunnya , dan saat itu juga mau tak mau ada hal yg harus aku akui dan aku terima , yaitu usiaku bertambah dan umurku berkurang , seperti itulah tahun ketahun , onggokan detik yg tak terhitung dengan angka , teruntuk hari ini  5 september 2014, usiaku genap , sembilan belas tahun lebih  apakah tiap tahunnya aku sudah banyak berbuat baik ? atau sebaliknya ?? satu yg pasti perubahan aku rasakan , sedikit banyak dan terlihat atau tak terlihat ,ya beginilah hidup , terimakasih untuk keluagaku yg tak pernah absen untuk jadi pengucap terdahulu , terimakasih untuk ucapan'y teman temanku dan Amin untuk do'a do'a indahya , yg menyampaikan langsung , via sms ,dan di socialmedia atau social network lainya , banyak nama , banyak pula do'a
''honey aku ingin mendegar ucapan selamat dari suaramu''tapi itu tak mungkin aku yakin kamu bisa melihat dari atas sana dengan penuh senyum melambai dan mengucapkan HAPPY BIRTHDAY untukku

Ya Allah terima kasih sudah menambah umurku satu tahun lagi, ntah berapa umur lagi yang nanti Engkau berikan kepada hambaMu ini, tapi yang ku mohon berikan kesempatan untuk berbuat terbaik dalam menjalani episode kehidupan ini

Ya Allah,, terima kasih untuk setahun yang luar biasa yang Engkau berikan kepadaku, Terima kasih untuk jalan yang Engkau lapangkan, dan segala kemudahan yang Engkau berikan.
Rabb, Terima kasih untuk pelajaran yang Kau berikan, bahwa semua akan indah pada waktunya. Engkau bukakan mataku, bahwa walaupun sering ku rasa pahit dan perih, rancanganmu selalu yang terbaik dan indah.

Ya Robb.,.ijinkanlh aku selalu jadi anak yang baik dan yang terbaik untuk mama
Ya Robb ...mudahkan segala urusanku dan masa belajarku.,.,Amin


Gendhis savindra. Diberdayakan oleh Blogger.